Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Rayakan Ulang Tahun, Perupa Sunaryo Gelar Dua Pameran Sekaligus

Perupa Sunaryo merayakan ulang tahun ke-76 pada 15 Mei 2019 dengan menggelar dua pameran di Selasar Sunaryo

16 Mei 2019 | 09.32 WIB

Pameran tunggal R.E. Hartanto berjudul Museum Potret Dokter Rudolfo di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung 15 Mei-30 Juni 2019. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Perbesar
Pameran tunggal R.E. Hartanto berjudul Museum Potret Dokter Rudolfo di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung 15 Mei-30 Juni 2019. (TEMPO/ANWAR SISWADI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Perupa Sunaryo merayakan ulang tahun ke-76 pada 15 Mei 2019 dengan menggelar dua pameran sekaligus di tempatnya. Pameran tersebut merupakan pameran tunggal pelukis Ristyo Eko (R.E.) Hartanto dan pameran bersama pelukis muda. Pameran ini berlangsung di Selasar Sunaryo Art Space Bandung berlangsung mulai 15 Mei-30 Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keduanya mengangkat tema tersendiri.
Semula kedua pameran itu berjeda waktu, namun akhirnya diputuskan berbarengan. Kejadian ini menurut Sunaryo baru pertama kali di tempat ruang seninya yang kini berusia 20 tahun itu. Sementara pada usianya sekarang, Sunaryo mengaku hidupnya agak berubah. “Saya merasa dikejar waktu serasa tidak ada jeda,” ujarnya saat pidato sebelum pembukaan pameran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menilai kreasi karya buatan seniman yang tengah berpameran di tempatnya menandakan perubahan dan ekplorasi lukisan. Pameran tunggal R.E. Hartanto berjudul Museum Potret Dokter Rudolfo, menampilkan 7 dari 10 lukisan. Bercorak portrait, figurnya menampilkan seniman Indonesia yang dikenalnya.

Konversasi Ruang Sebelah karya Puri Fidhini di pameran bersama berjudul Gapilan di Selasar Sunaryo Art Space Bandung 15 Mei-30 Juni 2019. (TEMPO/ANWAR SISWADI)

Kebanyakan seniman Yogyakarta seperti Agung Kurniawan, Handiwirman Saputra, Mella Jaarsma, dan seniman Bandung seperti Radi Arwinda, Kinanti Astria, dan Ay Tjoe Christine. Tiga lukisan lain yang masih digarap untuk menyusul dipajang memuat figur Bunga Jeruk, Agus Suwage, dan Jumaldi Alfi.

Sementara pameran lukisan Gapilan yang juga bermakna intervensi, melibatkan delapan seniman muda Bandung. Karya lukisan mereka tampil dengan media dan penyajian yang tidak seperti biasanya. Misalnya ada yang melukis di atas pelat logam, kaca, atau memakai bilah-bilah kayu sehingga muncul tiga citra dalam selembar kanvas. “Ada juga yang mengecat semua ruangan dengan warna pink, sampai saya pusing,” ujar Sunaryo.

Pameran bersama itu memakai dua ruang galeri yaitu Bawah dan Sayap. Sementara ruang galeri utama masih memajang karya tentang lorong waktu buatan Sunaryo yang dipajang sejak tahun lalu.

ANWAR SISWADI

Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus