Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Tonggak Kekaryaan Perupa Sunaryo Dipamerkan dengan Beragam Material

Sunaryo menggunakan kertas sebagai basis karyanya yang diolah dengan beragam teknik dan dipadukan dengan aneka material lain.

10 Juli 2022 | 10.34 WIB

Pameran Puisi Kertas & Refleksi sejak 1 Maret hingga 24 Juli 2022. (Dok.Pameran)
Perbesar
Pameran Puisi Kertas & Refleksi sejak 1 Maret hingga 24 Juli 2022. (Dok.Pameran)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Perupa Sunaryo menggelar kekaryaannya di tiga ruang galeri miliknya sejak Maret hingga Agustus 2022. Setiap ruangan yang dipakai menampilkan judul pameran yang berbeda sesuai pengelompokan jenis karyanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di ruang atas Selasar Sunaryo Art Space Bandung, berlangsung pameran karya Sunaryo yang diberi judul Puisi Kertas & Refleksi sejak 1 Maret hingga 24 Juli 2022. “Pameran ini menandai sejumlah tonggak perkembangan kekaryaan sang seniman,” kata kurator Heru Hikayat lewat keterangan tertulis, Sabtu, 9 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sunaryo menggunakan kertas sebagai basis karyanya yang diolah dengan beragam teknik dan dipadukan dengan aneka material lain. Sementara kekaryaan reflektif Sunaryo, menggunakan material yang memantulkan bayangan seperti cermin, kristal, air, atau logam seperti stainless steel.

Secara harfiah, menurut Heru, penggunaan material reflektif membuat orang berkaca, memandang pantulan diri dan ruang tempatnya. Adapun secara metaforik, refleksi membuat orang memandang dimensi yang berbeda-beda tentang kenyataan hidup di dalam atau di luar diri.

Pameran Koleksi Selasar Sunaryo Art Space di Bale Tonggoh sejak14 Juni – 7 Agustus 2022. (Dok.Pameran)

Adapun ruang bawah, menjadi tempat khusus bagi kekaryaan seni grafis Sunaryo yang dipamerkan sejak 13 Mei – 31 Juli 2022 dengan judul Merumuskan Asal. Sementara di ruang Bale Tonggoh, digelar pameran karya koleksi Selasar Sunaryo Art Space yang berjudul Manusa atau Manusia sejak 14 Juni – 7 Agustus 2022.

Selain karya Sunaryo dan anaknya, Arin Dwihartanto Sunaryo, koleksinya mencakup antara lain karya Beatrix Hendriani Kaswara, Deden Sambas, Diyanto, Gatot Pudjiarto, Haryadi Suadi, dan Radi Arwinda. Serta karya seniman Isa Perkasa, Mochtar Apin, Rosid, dan Umi Dachlan.

Sejak diresmikan pada 1998, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) telah berupaya mengelola koleksi karya-karya seniman yang dianggap memberikan kontribusi penting pada perkembangan seni rupa di Indonesia. Program pameran koleksi Selasar Sunaryo Art Space kali ini menampilkan karya-karya dengan pokok soal manusia. Rangkaian karya ini menyasar berbagai isu kemanusiaan, wujud visual dari sosok atau tubuh manusia, dan berbagai aspek kebudayaan.

Sunaryo kelahiran Banyumas, 15 Mei 1943, setelah lulus dari Studio Seni Patung, Departemen Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB, Bandung, sempat mengajar di almamaternya hingga 2008. Dia memulai karirnya sebagai seniman pada akhir dasawarsa 1960-an.

Pada 1975, Sunaryo meneruskan studinya di Carrara, Italia, untuk mendalami teknik pahat marmer. Dia mendirikan dan mengelola Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) sejak 1998, lalu membuat Wot Batu pada 2015.

ANWAR SISWADI

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini. 

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus