Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-budiono darsono

Penulis : cesar a majul. jakarta : lp3es, 1989.

25 November 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DINAMIKA ISLAM FILIPINA Penulis: Cesar A. Majul Penerbit: LP3ES, Jakarta, 1989, 173 halaman DINAMIKA memang tidak berarti pergolakan. Tetapi terkadang ritmisnya diwarnai oleh berbagai pergolakan. Bahkan bisa berkepanjangan tanpa penyelesaian yang berarti. Persoalan Islam di Filipina bisa dijadikan contoh. Dalam buku ini, Cesar A. Majul, sejarawan lulusan Universitas Filipina dan Universitas Cornell, membeberkan posisi dan dinamika umat Islam Filipina secara sistematik dan rasional. Untuk memahami gerakan sosial di kalangan orang Islam di Filipina, buku yang terdiri dari 8 bab ini cukup mumpuni. Sekitar abad ke-14, muslim sudah menjadi kekuatan yang dimanifestasikan lewat kesultanan lokal. Namun, ketika imperialis Spanyol mulai merambah Filipina pada 1565, dengan mendirikan koloni dan memasukkan agama Kristen, terjadilah titik awal pergolakan. Spanyol tak hanya merampok kekayaan, tetapi juga sekaligus menghancurkan bangsa Filipina. Intrik-intrik yang diletuskan membuat muslim di Filipina terpojok. Ini mewariskan sikap-sikap pahit yang tidak dapat dihapus dalam beberapa generasi. Apalagi di zaman Filipina merdeka, intrik-intrik itu tak menjadi dingin. "Insiden Corregidor" atau "Peristiwa Jabidah", yang terjadi pada Maret 1968, menjadi bensin yang menyulut kobaran api permusuhan. Pembunuhan terhadap tentara rahasia yang direkrut dari kalangan pemuda Islam oleh tentara pemerintah itu menjadi inspirasi bagi kaum muslim untuk meningkatan gerakan secara lebih konsisten dalam menghadapi pemerintah. Dari situ lahir Gerakan Kemerdekaan Islam yang dimotori Datu Udtog Matalam. Dan dipertajam dengan lahirnya Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di bawah komando Nur Misuari, yang hingga sekarang tetap menjadi pengganjal pemerintahan di Filipina. Dalam membeberkan pergolakan Islam di Filipina itu, Majul cukup jernih, meski ia sendiri adalah muslim. Sebagai intelektual, Majul cukup mampu menempatkan dirinya sebagai sejarawan sejati. Karena itu, tak heran jika sejarawan Taufik Abdullah dalam pengantarnya mengatakan, buku ini memperlihatkan bahwa Majul seorang ilmuwan. Dengan ringkas dan jelas Majul membawa kita pada permasalahan dari apa yang disebut "Masalah Moro". Budiono Darsono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus