Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-isma sawitri

Jakarta: universitas indonesia, 1982.(bk)

1 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANUSIA DAN MASYARAKAT JEPANG DALAM PERJOANGAN HIDUP Oleh: Sayidiman Suryohadiprojo Penerbit: Universitas Indonesia Pustaka Bradjaguna, Jakarta, 1982, 309 halaman. LENGKAP dengan foto, peta, tabel dan grafik, buku ini merupakan pemandu yang baik untuk mereka yang ingin belajar kenal dengan Jepang. Dari materi luas beragam telah dilakukan seleksi topik yang ketat tanpa satu hal penting sempat tercecer. Ini bukan pekerjaan mudah, meski "sederhana" seperti yang diakui pengarangnya Letjen Sayidiman, duta besar RI di Tokyo. Ada 13 topik, yang mencakup masa lampau negen sakura, lewat i aman bergolak para shogun berkuasa, sampai Restorasi Meiji hingga kini: abad komputer dan robot. Semua cerita itu tentu bukan baru lagi bagi pengamat dan penggemar Jepang. Namun, beberapa bagian tertentu dalam buku ini terasa lebih penting karena menampilkan hal-hal yang jarang atau sedikit sekali diungkapkan di sini. Tentang demokrasi, kehidupan berpolitik dan sistem kepartaian di Jepang, misalnya. Mengejutkan juga bagaimana para politisi Jepang terbiasa melibatkan sejumlah besar uang, untuk merebut suara. Belum lagi masalah "faction" dalam Partai Liberal Demokrat (LDP) yang rumit. Di bidang pertahanan apa yang disebut Pasukan Bela Diri ternyata personil dan persenjataannya sama saja dengan angkatan bersenjata mana pun. Anggarannya yang cuma sekitar 1% GNP cukup besar, belum lagi kenyataan bahwa "tentara" Jepang itu ditunjang oleh industri dan teknologi yang mengutamakan penelitian dan pengembangan. Pasti akan sukar ditandingi. Penutup buku ini mencoba menyimpulkan arti dan potensi Jepang sebagai bangsa dan negara dalam percaturan dunia. Pengarang tidak menganjurkan Indonesia belajar banyak dari Jepang. Ini terlalu klise, tentunya. Namun, seperti menyindir, diingatkan bahwa dari alam yang sempit dan miskin sumber toh bisa bangkit sebuah bangsa unggul yang hidup makmur. Dari tingkat ketinggian itu mereka bukan saja meramalkan dunia, tapi juga menjengkal kemampuan para tetangganya. Isma Sawitri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus