SEJARAH GEOGRAFI QUR'AN Oleh: Sayid Muzaffaruddin Nadvi Penerbit: Pustaka Firdaus, 1985, 168 halaman BUKU ini merupakan pengembangan buku yang pernah terbit dalam bahasa Urdu 1915, dengan judul Ardul Quran yang ditulis Sayid Sulaiman Nadvi. Hanya, kali ini, Muzaffaruddin Nadvi, murid Sulaiman, kian melengkapinya dengan data-data baru untuk lebih meyakinkan ungkapan geografi yang tertera di dalam Alquran. Tentu saja menarik, terutama jika dihadapkan pada fakta-fakta yang membenarkan ungkapan kitab suci itu. Kitab suci Alquran, hampir sepertiganya, mengungkapkan sejarah nasa lalu. Tentang sejarah para pembangkang firman Tuhan, dan juga kaum bajik yang selalu menurut perintah Tuhan. Kaum 'Ad, kaum Tsamud, dipaparkan dalam Alquran tak semata cerita, tapi juga menampilkan semacam contoh untuk menjadi perhatian umat manusia. Semula, ayat-ayat itu cukup diimani saja. Tapi, bukti kian menguatkan, kltab sucl ternyata merupakan sumber pencarian sejarah masa lampau yang tak tertera dalam catatan sejarah paling kuno sekalipun. Misalnya, tentang kisah Luqman AlHakim yang terdapat dalam surat ke-31 juz 21, yang banyak memberikan ajaran moral dan hikmah yang tinggi. Dalam buku ini dinyatakan bahwa Luqman hidup pada masa 'Ad kedua. Menurut Sejarawan Ibnu Ishaq, Luqman adalah seorang nabi karena ia tanpa kitab suci. Kalangan sarjana Barat menyamakan Luqman dengan filosof Yunani, Aesop, karena persamaan ajarannya. Tapi, menurut buku ini, tak ada kejelasan adanya pengaruh filsafat Yunani pada Arab kuno. Penelitian terhadap sejarah Arab sendiri dimulai awal abad ke-18 dengan tokoh-tokohnya W. Palgrave, C. Doughty, W. Blunt, C. Huber, C. Niebuhr, W.F. Heiprich, C.G. Ehrenburg, dan lain-lainnya. Hanya, dalam buku ini pendekatan tulisannya tidak pada ejaan Alquran, tapi malah cenderung ke Barat dengan ejaan Bibelnya. Misalnya Canaan, tidak Kan'an, atau Midian, yang dalam Alquran tertera Madyan. Musthafa Helmy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini