Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Film Ghostbusters: Angkatan Baru Kelompok Pemburu Hantu

Ghostbusters: Frozen Empire melanjutkan kisah para pemburu hantu yang pertama kali tayang pada 1984. Menampilkan pemain lama.

1 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ghostbusters: Frozen Empire (2024) yang disutradarai Gil Kenan. Dok. Sony Pictures

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ghostbusters: Frozen Empire dirilis pada 20 Maret lalu dan masih menjadi film populer di bioskop hingga hari ini.

  • Menjadi film keempat dan kelanjutan dari Ghostbusters yang pertama kali dirilis pada 1984.

  • Menampilkan kembali para anggota awal Ghostbusters yang bekerja sama dengan generasi baru kelompok pemburu hantu tersebut.

GHOSTBUSTERS kembali ke bioskop lewat Ghostbusters: Frozen Empire yang dirilis pada 20 Maret lalu. Berdurasi 1 jam 55 menit, film ini merupakan kelanjutan dari Ghostbusters, Ghostbusters II, dan Ghostbusters: Afterlife

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisah teranyar para pemburu hantu ini dibuka dengan kisah keluarga Spengler yang menangkap naga air di selokan New York. Mereka adalah anak dan cucu Egon Spengler, salah satu anggota awal Ghostbusters dalam film yang dirilis pada 1984, yang diperankan Harold Ramis. Ramis—meninggal pada 2014 dalam usia 69 tahun—merupakan penulis kisah Ghostbusters bersama Dan Aykroyd.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Phoebe dan Trevor—diperankan Mckenna Grace dan Finn Wolfhard—cucu Egon Spengler, juga bermain dalam Ghostbusters: Afterlife karya Jason Reitman yang tayang pada 2021. Dengan demikian, penonton lama bisa langsung bernostalgia dengan wajah-wajah familier sejak menit awal Ghostbusters: Frozen Empire. Film karya Gil Kenan ini dibuka oleh aksi kejar-kejaran dengan sang naga air di selokan.

Ghostbusters: Frozen Empire (2024). Dok. Sony Pictures

Phoebe ditegur anggota kepolisian New York karena dianggap belum cukup umur untuk menjadi Ghostbusters. Kisah Phoebe menjadi makin berwarna lewat pertemanannya dengan hantu perempuan yang tidak bisa beranjak ke alam baka. “Film mulai menarik setelah kemunculan hantu itu,” kata Iren Limas, 23 tahun, penonton di bioskop XXI Gandaria City, Jakarta, pada Kamis, 29 Maret lalu.

Hantu tersebut, Iren melanjutkan, menghadirkan teka-teki sejak awal karena selalu membawa korek api, sementara film ini bertema negeri es. “Kita jadi menebak-nebak perannya apa,” kata karyawan kantor pajak di Jakarta Selatan itu.

Daya tarik utama Ghostbusters: Frozen Empire adalah kehadiran Ghostbusters formasi awal, minus Egon Spengler, tentu saja. Ada Ray Stantz (Dan Aykroyd), Peter Venkman (Bill Murray), Winston Zeddemore (Ernie Hudson), dan Janine Melnitz (Annie Potts). 

Meski mengusung aroma nostalgia yang kuat, alur cerita Ghostbusters: Frozen Empire terbilang datar, setidaknya hingga pertengahan film. Racikan humornya pun tidak sampai membuat penonton dalam pertunjukan pada Kamis siang itu tertawa terbahak-bahak.

Keseruan baru mulai menggigit saat pertengahan film lewat kehadiran Nadeem Razmaadi, Sang Pengendali Api. Karakter ini diperankan Kumail Nanjiani, komedian Amerika Serikat berdarah Pakistan.

Kevin Putra, 33 tahun, penonton, menyayangkan minimnya penggalian karakter Nadeem, tokoh yang berperan penting dalam film ini. Dia menilai alur film ini kelewat cepat sehingga karakter tiap pemain terasa datar.

Minimnya penggalian karakter juga menjadi kritik Matt Singer, editor sekaligus kritikus Screen Crush, media pengulas film AS. Menurut Singer, kelemahan itu muncul karena Ghostbuster: Frozen Empire terlalu banyak menampilkan karakter. Gambarannya, Ghostbusters formasi awal saja terdiri atas tiga orang. Lalu Ghostbusters era baru berempat dan masih banyak lagi teman-temannya. Formula ini berbeda dengan pendahulunya, Ghostbusters: Afterlife, yang berfokus kepada para keturunan Egon Spengler. 

Ghostbusters: Frozen Empire menjadi seri keempat dari waralaba Ghostbusters. Selain ketiga film tersebut, ada Ghostbusters (2016) yang ceritanya tidak berkorelasi. 

Kemunculan bolak-balik para pemburu hantu ini sejak 1984 membuktikan anggapan bahwa film bagus belum tentu laku, film laku belum tentu bagus. Dengan penilaian biasa-biasa saja, waralaba ini terus mendulang pendapatan hingga setara dengan Rp 4 triliun.

Ghostbusters: Frozen Empire (2024). Dok. Sony Pictures

Peter Bradshaw, kritikus film kenamaan asal Inggris, menilai kualitas film ini terus memburuk. “Sekarang seri Ghostbusters tertatih-tatih kembali dengan film baru mereka,” demikian dia menulis di Guardian

Kalaupun ada nilai lebih bagi Ghostbusters: Frozen Empire, Bradshaw melanjutkan, itu adalah pemilihan latar lokasi, yaitu New York. Karena New York kota besar, film ini memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi ketimbang pendahulunya yang berlatar kota kecil, Oklahoma.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus