Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Review: Peter Rabbit, Kelinci Pecemburu

Flm Peter Rabbit menghibur, cocok untuk tontonan keluarga di hari libur atau akhir pekan

27 Februari 2018 | 18.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu adegan di film Peter Rabbit (2018)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Lima ekor kelinci berpakaian itu tinggal di sebuah lubang di bawah pohon besar. Peter (James Corden) tiga adik perempuannya, Flopsy (Margot Robbie), Mopsy (Elizabeth Debicki), dan Cottontail (Daisy Ridley) serta sepupu mereka, Benjamin (Colin Moody). Setiap harinya mereka memantau sebuah kebun sayur milik McGregor (Sam Neill), mencuri sayuran dan dibagikan ke sesama hewan di desa tersebut. Peristiwa ini jadi bagian pembuka film Peter Rabbit, yang mulai diputar di bioskop 24 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konon, McGregor merampas tanah tersebut dari keluarga para kelnci ini, hingga akhirnya ayah Peter menjadi korban—ia mati dan diolah jadi pie kelinci oleh istri McGregor.

Saat aksi pencurian sayuran diketahui pemiliknya, Peter senantiasa diselamatkan seorang tetangga baik hati, Bea (Rose Byrne). Seorang perempuan muda, pelukis dari London yang pindah ke tepi untuk mencari banyak inspirasi.

Poster Film Peter Rabbit

Harapan Peter untuk bisa kembali mengambil alih lahan perkebunan nyaris tercapai. McGregor meninggal. Sementara Peter, saudaranya, dan kawanan hewan di desa berpesta. Sayang, kebahagiaan itu sementara. Masalah baru muncul. Rumah dan tanah McGregor rupanya diwariskan Thomas (Domhnall Gleeson).

Mulanya Thomas tak berminat untuk tinggal di rumah warisan tersebut. Meski kondisinya ia baru saja kehilangan pekerjaan idamannya. Kedatangan Thomas pun memicu perseteruan baru dengan Peter Rabbit. Apalagi kala Thomas berhasil mencuri hati Bea dan hubungan keduanya kian dekat. Ini jadi ancaman tersendiri bagi Peter yang mengagumi Bea. Peter merancang aksi-aksi balas dendam yang dibalut rencana merebut tanah. Padahal sudah sangat pasti, aksi itu disulut kecemburuannya terhadap Thomas yang makin hari makin dekat dengan Bea.

Bayangkan sekelompok kelinci berpakaian ini mengendap dan melancarkan aksi demi aksi untuk membuat seorang manusia kapok dan menyerah. Upaya balas dendam Ini pun berakhir penyesalan. Peter harus melihat hasil yang ia rancang justru mengorbankan banyak hal, dan membuat Thomas serta Bea memutuskan meninggalkan desa tersebut.

Tentunya kisah di film Peter Rabbit ini tak sepenuhnya mengikuti cerita yang dibuat Beatrix Potter. Ada beberapa latar cerita yang tetapterikat dengan kisah aslinya, sisanya cerita di film ini dikembangkan oleh sutradara Will Gluck. Film Peter Rabbit divisualisasikan lebih modern dari sumber cerita klasiknya. Visualisasi dan detail suasana dan pemandangan yang ditampilkan begitu menyenangkan.

Banyak adegan dan dialog jenaka. Anak-anak pun bisa menikmati kisah di film ini tanpa harus bingung untuk menerka maksud cerita. Penonton dihibur aksi konyol para karakter hewan, juga bagaimana Tom dan Peter saling berstrategi untuk menyerang satu sama lain.

Tapi, tetap anak perlu didampingi orang tua. Ada adegan-adegan tertentu yang tetap butuh bantuan penjelasan orang dewasa. Sebagai sebuah tontonan anak, film Peter Rabbit menghibur, cocok untuk tontonan keluarga di hari libur atau akhir pekan.

AISHA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus