Perang merupakan suatu tipu daya. Janganlah kamu mengharapkan perang. Namun, kalau bertemu musuh, hadapi dengan sabar. (Nabi Muhammad saw.) MASIHKAH hadis itu mengingatkan Presiden Saddam Hussei#dan Raja Fahd? Perang meletus atau tidak, ini tergantung pada pilihan Presiden George Bush. Dia memang bukan dewa perang walau di mata sebagian bangsa Arab dinilai sebagai penyulut kemelut di Teluk. Biarpun demikian, pekan silam Saddam mengancam akan mengebom ladang minyak yang ada di Jazirah Arab. Sedangkan saat ini Irak menahan derita akibat blokade. Tapi Irak punya sejuta serdadu yang terlatih perang di gurun dan lima juta "tentara rakyat". Irak, kata Saddam, siap untuk bertarung hingga lima tahun. Di Arab Saudi, Raja Fahd, telanjur mengundang serdadu AS untuk melindungi kerajaannya. Ada lagi tambahan 165 ribu tentara AS pekan ini, berarti personelnya di Saudi sudah 400 ribu lebih - suatu jumlah tidak sebanding dengan pasukan multinasional yang telah berkemah. Terasa kepentingan AS di Saudi cukup hebat. Dan kehadiran serdadu AS itu menyakitkan bagi Saddam. Mungkin sebelumnya ia tidak menculasi monarki ini. Lagi pula, bila Irak menyerang, bukan mustahil sesama Arab tampil membela kerajaan ini. Sedangkan Saddam mengklaim Kuwait menjadi provinsi ke-19 Irak setelah serdadu AS ada di Saudi. Semula yang dilakukannya sebatas menduduki Kuwait yang penguasanya dianggapnya hedonis, namun sudah tak menghiraukan kemiskinan di tengah bangsa Arab. Bila AS vang lebih dulu menarik picu, dan mengubek membebaskan Kuwait, agaknya keadaan ini mungkin sukses bagi Saddam memompa semangat antiIsrael -- sekutu abadi AS yang dihalalkannya terus menakik tanah air bangsa Palestina. Dalam kesempatan ini, negara Arab lain bisa balik gagang serentak menggenjot Israel. Di perbatasan dengan Yordania, sekarang Israel siap pula dengan mesin perang untuk menangkis serangan mendadak Arab (plus PLO), atau menyerbu Irak membantu AS. Yang baru dihadapi serdadu AS dan sekutunya yaitu tikus, ular, dan kalajengking. Mereka juga harus melawan dahaga yang hanya terpuaskan dengan sejenis Coca-~Cola. Sehingga~ penguasa Saudi membebaskan impor minuman ini. Sedangkan tantangan lain adalah angin samum ganas. Tanpa kenal perubahan musim, bahkan di bulan Oktober yang dingin ini, angin gurun yang panas itu bisa muncul tiap saat serta mampu menggeser bukit pasir sebesar apa pun. Kini para serdadu itu jenuh dan bosan menunggu perang. Zakaria M. Passe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini