SEMENTARA anak-anak muda memekik-mekik dan ajojing, dan hidup
dalam musik berisik mereka sendiri, seorang separuh baya mati
bungkem di ranjangnya di Texas, Amerika Serikat. Orang yang
diketemukan tak bernyawa lagi awal pekan lalu itu adalah Bill
Halley, 55 tahun. Dia (bukan Elvis Presley, bukan pula The
Beatle yang kini dikeranjingi lagi), adalah perintis musik
hingar bingar itu, rock.
Setidaknya dialah perintis di permukaan yang dicatat namanya
oleh sampul-sampul piringan hitam. Musik rock sendiri, seperti
jazz, berkembang di lapisan yang tak disentuh opera atau pun
musik kamar orang-orang hitam di bagian selatan Amerika. Musik
dengan banyak otot ini telah berkembang di tahun 30-an. Bill
Haley kemudian memungutnya.
Tapi ia tak mengambilnya begitu saja. Pemusik lagu-lagu udik
Amerika yang disebut country itu pada suatu hari mencoba sesuatu
yang baru. "Kami memutuskan untuk menjajal satu gaya baru," kata
Haley kemudian, "sebagian besar dengan menggunakan instrumen
gesek, tapi entah bagaimana berhasil memperoleh efek suara yang
sama seperti alat tiup." Dalam kesempatan lain ia juga
mengatakan, "Kami mulai sebagai group country-western, kemudian
The menambahkan rithme dan blues".
Kombinasi R & B ditambah country-western, dan pop itulah
gang kemudian jadi rock 'n' roll -- satu julukan buat musiknya,
setelah orang memperhatikan bagaimana khalayak bergerak bak
disihir oleh Bill Haley dewasa ini agak sukar membayangkan
bagaimana Haley, yang sedikit kegemukan ini, yang berdasi kupu,
dan tersenyum seperti petugas Humas perusahaan mobil, bisa bikin
keranjingan ribuan anak muda. Tapi kenyataannya, Bill Haley dan
grupnya Thee Comets, berjingkrak menular ke banyak sendi dan
otot pertengahan kedua tahun 50-an.
Bill dilahirkan di Higland Park, Michigan, dalam keluarga yang
kuat dipengaruhi musik country. Di sekolah menengah ia copot
dari kelasnya. Dalam umur 15 itu ia berkelana menyanyi. Di tahun
1951 ia menyebut grupnya Haley's Saddlemen. Dengan nama itulah
grupnya merekam lagu mereka yang pertama, Rocket 88 -- yang
ternyata sebuah rock 'n' roll yang pertama pula. Sebuah jenis
musik, bagaikan seekor monster, sedang dalam proses.
Tapi tak dengan serta merta. Dua puluh tujuh tahun yang lalu,
rekamannya, Rock Around the Clock' dibuat. Tapi hasilnya nihil.
Baru setahun kemudian musik ini menemukan jodohnya. Ia digunakan
sebagai latar belakang film The Blackboard Jungle. Dalam film
yang menyentuh pemberontakan remaja ini musik Haley menggetar
efektif. Dia mendapatkan maknanya. Dan rekaman rock pertama itu
jadi hit di banyak negeri.
Beribu-ribu kali Haley dan grupnya memainkan Rock Around the
Clock, tapi ia selalu berkata: "Betapa pun jeleknya sebuah
pertunjukan pada suatu malam, aku senantiasa tahu bahwa lagu ini
akan menarik kami melintas. Dialah keping emas kecilku."
Kenangan itu nampaknya perlu. Bill Haley, bagaikan komet,
melintas hanya sebentar. Di tahun 1956 muncul seorang sopir truk
yang wajahnya tampan-tampan mesum, tapi beringas. Dia menyanyi
dengan suara seperti dengus kambing jantan, dan pinggang
bergoyang-goyang gayeng: Elvis Presley.
Elvis jauh lebih sexy, lebih muda dan lebih punya kharisma
ketimbang Bili Haley. Di Amerika, Haley bahkan terpojok oleh
bintang-bintang seperti Little Richards, Fats Domino, Chuck
Berry.
Hanya di Eropa ia disambut gila. Suatu ketika di London
penonton hampir saja menyerbunya -- sampai dia melagukan God
Save The King dan publik diam.
Tapi itu pun tak lama. Bapak musik rock dengan segera jadi bapak
-- sementara musik ini menjadi musik anak belasan, setidaknya
suatu pembuka bagi suatu masa ketika anak-anak remaja dapat
menekankan musiknya sendiri. Di tahun 1968 ia mencoba kembali ke
permukaan. Tapi gagal. Bertahun-tahun setelah itu ia tinggal tak
banyak dikenal, menyendiri, di Lembah Rio Grande, bersama
istrinya.
Pekan lalu ia diam untuk selamalamanya. Lebih belakangan dari
Elvis. Lebih belakangan dari John Lennon. Tapi mungkin tanpa
memuja, kecuali obituari sejumlah penulis musik yang setengah
melupakannya. See you later, alligator.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini