Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAPI-sapi kecil. Re-rantingan ranggas. Kerumunan semut. Obyek-obyek itu melayang di hamparan bidang berpola garis abstrak geometri. Itulah pameran Rudi St. Darma di Galeri Koong, Dharmawangsa, Jakarta, berjudul Dari Dunia Kecil, sampai akhir Maret ini.
Perupa Bandung ini bisa memodifikasi alam pikir geometris dengan ikon-ikon yang sehari-hari kita kenal. Obyek-obyek, seperti sapi, diletakkan di atas pusaran elips yang polanya mirip sidik jari, atau di atas garis-garis tumpukan warna mirip model Piet Mondrian. Efek yang sampai kepada kita adalah dunia impian.
Rudi cakap memainkan warna antara obyek dan dasarnya. Sapi-sapi itu dikelir hitam di atas hamparan riak hijau lumut. Obyek dan dasar warna tidak dibuat terlalu kontras: oranye disandingkan dengan kuning lembut, hijau pupus ditempeli abu-abu.
Ketika menggambar pohon yang penuh cabang, pohon diberi warna putih dengan dasaran gradasi hijau. Itu memberikan efek seperti cetak negatif—sebuah dunia yang tidak nyata.
Menarik pula ketika ia menampilkan semut-semut. Ada delapan lukisannya tentang semut. Begitu variatif: semut berkerumun di ranting, berpencar-pencar sesuai dengan noktah-noktah, atau memenuhi seluruh bidang. Pola pengelompokan semut di tangan Rudi bisa klop dengan alam pikir geometris, baik Euklidian maupun Fraktal.
Lukisan-lukisan Rudi seolah menyodorkan kenangan personal. Ada kualitas liris di situ. Sapi, semut, dan pohon seolah hanya citra untuk masuk ke dunia kenangan. Entah kenangan perih entah bukan, kita tak tahu. Tapi semua itu tidak ditampilkan dengan suasana suram, melainkan bersih, rapi, serta penuh perhitungan garis dan bidang.
Seno Joko Suyono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo