Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sayu atau lucu ?

Sutradara: teguh karya pemain: slamet raharjo, christine hakim resensi film: salim said.(fl)

3 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAWIN LARI Ide cerita: Tennese Williams Skenario: N. Riantiarno & Teguh Karya Sutradara: Teguh Karya *** MEMBUAT "sebuah komedi pahit tentang seorang ibu yang sibuk mencari menantu untuk anak gadisnya yang telah telanjur menjadi perawan tua" adalah ide yang mendorong Teguh Karya membuat film ini. Maunya sang sutradara, Willy (Herman Masduki) telah menjadi jejaka tua, demikian pula adiknya, Anna (Christine Hakim), ketika film dimulai. Tapi baik fisik maupun tingkah laku serta cara dan teman bergaulnya si Willy, tidak bisa mendesak kita untuk yakin bahwa ia jejaka tua. Dan Anna yang lewat dialog ibunya diperkenalkan sebagai "gugup dan merasa tidak berharga lagi sebagai seorang wanita", tingkah laku dan gerak polahnya ternyata hanya mengingatkan kita pada orang-orang yang IQ-nya sedikit di bawah normal. Dan seorang Jaka, anak muda yang normal, tidak jelek -- meski pun dipaksa berpakaian agak arkhaik oleh si pembuat film -- cukup terpelajar, jatuh cinta kepada si Anna. Ini kasus memang istimewa, kendati sedikit sulit dimengerti. Cinta atau kasian, itu kurang jelas, tapi Jaka (Slamet Raharjo) di sini digambarkan betul-betul suka pada Anna. Pada suatu hari, ibu (Tuti Indra Malaon) mengetahui bahwa "Jaka adalah anak Rd. Tatang dari perkawinannya dengan Nyi Saodah: seorang perempuan yang dalam kehidupan ibu merupakan duri semasa suaminya masih hidup. Van Nijs yang dikiranya setia, beberapa kali kedapatan nyeleweng dengan isteri Rd. Tatang ini". Ibu menolak Jaka? Ada alasan, dong. Tapi berapa sebenarnya umur kedua anak Van Nijs itu ketika film ini dibikin? Melihat fashbacknya, jelas kedua anak itu lahir sebelum perang, sementara kisah ini berlangsung di tahun 1975 (pehatikan moael mobil Toyota yang ditumpangi Mike Wijaya dan Slamet Raharjo). Umur mereka yang cukup gawat itu, ternyata tidak kompak dengan penampilan dalam gambar hidup ini. Baik si Willy, Anna, Jaka maupun ibu yang masih kelihatan amat lincah dan gesit. Kisah yang disadur dari karya pengarang Amerika yang amat terkenal ini sebenarnya bukan bahan baru bagi Teguh Karya. Sekitar 10 tahun silam sandiwara Permainan Gelas karya Tennese Williams ini telah dipentaskan pula oleh Teguh. Di sana cerita itu bernada sayu. Kalau saja Teguh juga suka melihat Kawin Lari sebagai melodrama dan tidak memaksa pemainnya untuk memancing ketawa, karya terbaru Teguh Karya ini niscaya akan jaya lagi macam yang dulu-dulu. Karena harus membuat komedi itu pulalah rupanya maka permainan para bintangnya menjadi dibuat-buat. Akan halnya Christine Hakim, nyata betul bahwa ia korban dan salah tafsir sang sutradara terhadap peran Anna. Apa boleh buat, memang. Ketelitian dan kecermatan Teguh Karya yang mashur sejak lama itu, kali ini cuma terlihat pada dekor dan set studionya tidak pada cerita maupun pemainnya. Tapi empu sekali pun tidak selalu menciptakan masterpiece, bukan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus