Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Cabin in the Woods
Sutradara: Drew Goddard
Skenario: Drew Goddard, Joss Whedon
Pemain: Kristen Connolly, Chris Hemsworth, Anna Hutchison, Fran Kranz, Jesse Williams, Richard Jenkins, Bradley Whitford
Lima mahasiswa berlibur ke sebuah kabin di hutan. Bukan hiburan riang yang mereka dapatkan, melainkan mayat hidup, monster kejam, pembunuhan, dan banjir darah. Tentu ini plot basi dalam film horor. Cerita serupa lebih-kurang dapat kita temukan pada The Texas Chain Saw Massacre, House of Wax, dan The Hills Have Eyes.
Tapi, tunggu dulu. Mengapa The Cabin in the Woods karya sutradara Drew Goddard ini jadi perbincangan hangat di berbagai media dan blog? Apa yang sebenarnya ditawarkan film ini? Sedari awal penonton sudah disodori dua kisah yang berjalan paralel: liburan lima mahasiswa dan sekelompok teknisi yang mengawasi mereka dari layar komputer.
Para mahasiswa itu rupanya sengaja dijebak di kabin itu oleh para teknisi. Ketika mobil para mahasiswa itu memasuki sebuah gua yang menembus gunung, kita melihat seekor elang terbang di tebingnya dan mendadak hancur ketika menabrak sebuah jaring listrik yang tak tampak. Tatkala sepasang mahasiswa ogah-ogahan bercinta, para teknisi itu menyemburkan asap dari rumput di kaki mereka, yang membangkitkan libido pasangan itu.
Ah, ini memang sebuah permainan, dan para teknisi itu sebagai pengendalinya. Permainan benar-benar dimulai ketika Dana (Kristen Connolly) menemukan buku harian Patience Buckner bertahun 1903 di ruang bawah tanah. Patience tampaknya bekas penghuni rumah itu dan dia membuat catatan tentang pembunuhan yang terjadi di keluarganya. Meski dicegah Marty (Fran Kranz), Dana tetap membaca mantra yang tercantum di buku itu: ”Dolor supervivo caro. Dolor sublimis caro. Dolor ignio anivos.” Jreng! Dan kamera berpindah ke luar, menyoroti sepotong tangan yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah di tengah malam. Keluarga Buckner yang sudah jadi mayat itu bangun dan mulai memburu para mahasiswa.
Sampai di sini, kita masih menemukan stereotipe film horor. Penonton akan disuguhi kecemasan Dana dan kawan-kawan yang dikejar-kejar makhluk haus darah. Usaha mereka untuk kabur selalu gagal, karena hutan itu adalah sebuah sangkar raksasa yang tak bisa ditembus. Mereka pun mati satu per satu hingga tinggal Dana dan Holden (Jesse Williams). Tapi Holden pun akhirnya mati dibunuh zombie yang bersembunyi di dalam mobil. Mobil tercebur ke sungai dan tinggal Dana, yang bersusah payah menepi ke dermaga dan disambut zombie yang lain.
Selesai? Belum. Skenario film ini ditulis Goddard dan Joss Whedon, yang sama-sama pernah menulis skenario film seri televisi Buffy the Vampire Slayer dan Angel. Plot film ini kuat dengan berbagai kejutan di setiap babak. Meski film ini masih merayakan kebanalan dengan menampilkan darah yang bercecer di mana-mana, tikungan-tikungan dalam alurnya mampu membuat penonton bertahan menunggu kejutan di akhir film. Tampaknya itulah yang membuat film ini menarik dan menyegarkan genre horor.
Kurniawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo