Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film terbaru karya sutradara Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High), siap menyuguhkan aksi mendebarkan yang mengangkat krisis sosial di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film ini mengangkat tema kekerasan, diskriminasi, dan perjuangan seorang guru di tengah gejolak sosial yang memuncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joko Anwar, sutradara yang terkenal dengan karya-karya di genre horor dan drama, kali ini beralih ke genre thriller. Melalui Pengepungan di Bukit Duri, Joko menghadirkan sebuah film dengan ketegangan luar biasa, sambil mengangkat isu sosial yang relevan dengan kondisi Indonesia.
Dalam konferensi pers pada 30 Januari 2025, Joko menyatakan bahwa film ini merupakan ekspresi kegelisahannya terhadap kurangnya keteladanan di Indonesia, terutama dalam profesi guru.
Sutradara peraih Piala Citra ini mengatakan bahwa naskah Pengepungan di Bukit Duri sudah ditulis sejak 2007. Namun, ia merasa baru saat ini film tersebut bisa diwujudkan dengan sudut pandang yang lebih matang.
“Ada satu masalah yang sangat besar di Indonesia, yaitu kedekatan masyarakat kita dengan kekerasan,” ungkap Joko.
Sinopsis
Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar waktu pada 2027, ketika Indonesia berada di ambang kehancuran akibat ketegangan sosial yang disebabkan oleh diskriminasi rasial dan kebencian. Edwin yang diperankan oleh Morgan Oey menjadi tokoh utama dalam cerita ini sebagai seorang guru pengganti di SMA Duri.
Awalnya, Edwin hanya ingin mengajar dan mencari keponakannya yang hilang, namun tak lama setelah itu, ia terperangkap dalam situasi yang mengancam nyawanya.
SMA Duri tempat Edwin mengajar merupakan sekolah untuk anak-anak bermasalah. Ketegangan di sekolah tersebut segera berubah menjadi kekerasan yang luar biasa. Dengan bantuan seorang guru bernama Diana (Hana Pitrashata Malasan), Edwin berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan yang melanda sekolah dan kota.
Di sepanjang film, penonton akan disuguhkan dengan adegan aksi yang intens dan pertarungan moral antara kebaikan dan kejahatan dalam situasi yang penuh kekerasan. Film ini juga mengangkat masalah sosial yang sangat relevan, yaitu bagaimana ketidakadilan sosial, diskriminasi, dan kebencian rasial dapat menghancurkan tatanan masyarakat dan menciptakan kekerasan di segala lini kehidupan.
Jadwal Tayang
Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan untuk tayang pada 17 April 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Film ini diproduksi oleh Come and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios, yang sebelumnya dikenal lewat sejumlah film terkenal.
Selain itu, film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor muda berbakat seperti Morgan Oey, Hana Pitrashata Malasan, Omara Esteghlal, Endy Erfian, dan Fatih Unru, yang memerankan karakter-karakter kompleks dalam cerita.
"Karakter-karakter dalam film ini sangat berlayer, bukan hanya satu dimensi. Butuh berbulan-bulan untuk mencari para pemain yang tepat," kata Joko.
Sutradara Joko Anwar berharap film ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung dan berdiskusi tentang pentingnya refleksi terhadap kekerasan dan ketidakadilan sosial yang sedang terjadi di Indonesia.
Dengan latar belakang krisis sosial yang mencekam, Pengepungan di Bukit Duri menjadi film yang sangat relevan dan pantas untuk ditunggu kehadirannya di layar lebar. Jika Anda menyukai film dengan ketegangan, aksi, dan pesan sosial yang kuat, film ini menjadi pilihan yang tepat untuk ditonton. Jangan lewatkan.
Adinda Jasmine turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Film ke 11 Joko Anwar: Pengepungan di Bukit Duri Kolaborasi dengan Studio Hollywood
