SAYA Victor Wood. Untuk para penggemar saya di Indonesia,
lagu-lagu ini spesial saya bawakan dalam bahasa Indonesia.
Semoga anda dapat menikmatinya. Thank you very much I love you,"
kata Victor Wood dalam bahasa Indonesia. Inilah sebuah kaset
buatan Surabaya dengan label Indo Jaya, yang menimbulkan soal.
Victor Wood adalah penyanyi pop asal Pilipina. Bersama rekannya
Eddy Peregrina, ia menyanyikan lagu-lagu standar dengan
sentimentil dan romantis. Sebelum menyanyi dalam bahasa
Indonesia ia memang sudah sempat laris dalam pasaran kaset
dengan lagu-lagu seperti Fraulein, Bip Bap Alula. Gayanya gaya
seorang penghibur di klab malam.
Anak
Kaset yang dinamakan Anak itu sesuai dengan lagu pertama dalam
muka A -- berisi 15 nyanyian. Tiga di antaranya asli Indonesia
karangan Adrieyadie (Balasan Surat Cinta), Rinto Harahap (Benci
Tapi Rindu), Minggus Tahitu (Katakanlah). Selebihnya lagu-lagu
Barat yang memang sudah lama dinyanyikan kembali oleh Victor.
Anak adalah satu-satunya lagu asli Pilipina yang dikaran oleh
Freddie Aguilar. Kata orang lagu ini hebat juga -- sudah
diterjemahkan ke beberapa bahasa, antaranya Jerman dan Inggeris.
Salinan ke bahasa Indonesia dikerjakan oleh Harman Basiman MA.
Menurut Tomo, wakil manager Virgo Ramayana Record -- yang
menjadi penyalur -- dalam tahap pertama kaset ini sudah beredar
sekitar 40 ribu. Dari kantornya di Pluit, ia mengakui peredaran
tersebut sudah berlangsung dua bulan. Sirkulasinya paling bagus
di Jakarta, Surabaya dan Bandung. Di luar Jawa, di beberapa
kota, lumayan. Di Menado mencapai 6000 kaset. Kemudian Medan
(1000), disusul oleh Palembang, Pontianak, Banjarmasin dengan
rata-rata 250.
"Biasanya baik pasarannya, kalau melihat sampai sekarang belum
ada yang balik," kata Tomo. Tapi ia sendiri tidak tahu-menahu
bagaimana asal-usulnya sehingga Victor sempat menyanyi dalam
bahasa Indonesia. Ia tidak tahu apa-apa, kecuali soal
pengedaran, dari mana ia mendapat lima prosen. "Pokoknya kita
tahu udah jadi master, tinggal edar," ujarnya kepada Muthalib
dari TEMPO. Ia hanya memperkirakan bahwa rekaman yang didukung
band Jak'Lloyd itu dilaksanakan sekitar 6 bulan yang lalu.
"Aneh, ini rekaman rahasia, ya," kata Tomo. Kemudian segera
ditambahkannya "Ya sekarang ini tidak hanya rekaman penyanyi
luar saja yang rahasia. Rekaman penyanyi dalam negeri sendiri
Semua orang juga merahasiakannya."
Dibanding kaset-kaset penyanyl Indonesia, rekaman Victor Wood
tidak ada istimewanya. Teknik perekamannya memang terasa rapi,
sehingga instrumen dan vokal bersih. Victor menyanyi dengan
gaya pop biasa yang juga tak sulit dicapai oleh penyanyi
Indonesia. ini agak mengherankan adalah, pengucapan
kata-katanya luwes serta penjiwaan setiap kata tidak meleset.
Menurut Tomo -- yang mengutip penjelasan dari Indo Jaya,
Surabaya -- Victor Wood memang mempelajari Bahasa Indonesia
dari mahasiswa-mahasswa Indonesia yang belajar di Universitas
Thomson, Manila.
Soal Pemerintah
Persoalan yang muncul adalah dengan sendirinya, ancaman
terhadap mata pencaharian penyanyi lokal. Pasaran musik
memang kadang ruwet. Meskipun kaset Victor tidak istimewa, ia
memiliki kelebihan karena dinyanyikan orang asing. Paling tidak
orang kepengin dengar bagaimana lagu Indonesia dinyanyikan
orang asing. Tak peduli walau bahasanya saja Indonesia. Sebagai
kasus, ini bisa merupakan bibit yang buruk buat perlindungan
artis lokal di masa depan: Tapi rupanya tak semua penyanyi
menyadari hal tersebut. Bahkan banyak yang tidak peduli.
Baik Achmad Albar, Chrisye, maupun Jockie yang sempat dihuhungi
TEMPO rata-rata malah menyatakan bangga dan tidak keberatan.
"Tapi itu lepas dari soal ada izin tenaga kerja atau tidak dari
Pemerintah. Hanya sebaiknya nanti dibatasi, jangan sampai semua
penyanyi luar bisa begitu," kata Albar menambahkan. "Soal
orang lain cari duit di sini ini bukan urusan artis. Itu soal
pemerintah. Kalau kita marah tidak pada tempatnya. Penyanyi
kita kan banyak juga menyanyikan lagu orang lain," kata
Chrisye nimbrung. Kemudian dikunci Jockie "Saya nggak keberatan
dan tidak merasa kecolongan. Tidak apa-apa itu, lebih banyak
orang mengenal lagu-lagu kita itu tambah baik. Tapi ingat Mas,
lepas dari masaalah izin!"
Minggus Tahitu (32 tahun), yang langsung berkepentingan, mengaku
tak tahu-menahu sebelumnya lagunya akan dinyanyikan Victor.
"Waktu itu saya sedang di Harco lihat-lihat kaset," kata Minggus
bercerita. "Tiba-tiba ada seorang Cina mau beli lagu saya,
langsung nyodorkan kwitansi Rp 150 ribu. Lantas saya teken,"
ujarnya. Sebagaimana diketahui lagu Minggus, Katakanla,
)ertama kali dinyanyikan oleh Nurafni 0ctavia dan sempat
melonjak jadi hit di radio-radio amatir. Prosedur pembelian hak
menyanyikan lagu yang kelihatannya gampangan itu bagi Minggus
sudah, biasa terjadi. "Biasa itu terjadi bagi kita lagipula
kalau lagu lama saya kurang perhatian," ujarnya.
Saingan Nafkah
Mendengar suara Victor Wood kemudian, Minggus tak merasa
surprised. Juga tidak bangga. "Saya baru akan bangga kalau lagu
karya orang sini diterjemahkan ke bahasa lain dan dinyanyikan di
banyak negara," ujarnya. Kemudian terhadap kaset Victor, dia
menganggapnya sebagai soal pemerintah -- meskipun dengan tegas
ia ingin menolak kalau banyak artis asing mau merampas
kesematan kerja artis lokal. "Jangan sampai mereka merampas
makanan dari mulut artis-artis kita. Karena itu harus ada union
yang berfungsi dulu, baru kita bertindak," ujarnya.
Mus Mualim, suami Titiek Puspa - itu ketua PAPIKO -- tegas
menyatakan dengan beredarnya kaset Anak, dunia musik pop
Indonesia kecolongan. "Ini menyangkut soal perlindungan,
proteksi. Bukan hanya karena saingan cari nafkah," ujarnya. "Itu
nomor dua. Yang lebh utama adalah bahwa lagu Indonesia jadi
tuan rumah oleh kami-kami sendiri. kedua kalau ke luar negeri
kita toh juga dikenakan banyak peraturan dari berbagai negara
yang melindungi artis-artis lokal mereka."
Ia menunjuk peraturan yang berlaku di Singapura, Malaysia,
bahkan Pilipina sendiri, yang justru ketat sekali terhadap orang
asing. Dalam hubungannya dengan kasus Victor, Mus merasa
produsernya yang bertanggung jawab. Ikari, Asiri dan Jawatan
Imigrasi diharapkannya akan segera bertindak. "Saya sendiri
merencanakan akan kirim surat kepada Tim Sensor Artis Luar
Negeri." Ia ini organ P & K, sejak 1970, ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini