Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Dari Ayu Azhari ke Marsha Timothy

Sinetron 1990-an, Noktah Merah Perkawinan, diadaptasi menjadi film layar lebar dengan pemeran utama Marsha Timothy dan Oka Antara. Jalan cerita dan nama lakon nyaris sama.

10 September 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Adegan film Noktah Merah Perkawinan. Youtube Rapi Film

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA -- Pada masanya, Noktah Merah Perkawinan menjadi tontonan sejuta umat. Sinetron yang tayang antara 1996 dan 1998 itu menceritakan soal guncangan perkawinan akibat campur tangan orang tua dan orang ketiga. Cerita yang terangkai dalam 77 episode itu didukung oleh akting solid Cok Simbara dan Ayu Azhari, plus Berliana Febrianti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Noktah Merah Perkawinan kini hadir di layar lebar, mulai Kamis, 15 September 2022. Film ini mengisahkan hubungan Ambarwati yang diperankan oleh Marsha Timothy dan Gilang Priambodo yang diperankan Oka Antara. Pada tahun kesebelas, perkawinan mereka yang telah dikaruniai dua anak memasuki masa suram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oka Antara dan Marsha Timothy. YouTube Rapi Films

Gilang berprofesi sebagai arsitek, sedangkan Ambar pengajar di bengkel keramik. Satu muridnya adalah Yulinar, yang diperankan Sheila Dara. Dia menjadi orang ketiga dalam hubungan Ambar dan Gilang. "Gilang seorang landscape architect, bisa menata taman, tapi enggak bisa menata rumah tangga sendiri,” kata Oka Antara dalam penayangan khusus media di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Kamis 8 September 2022.

Sementara itu, Marsha Timothy mengaku langsung jatuh hati pada karakter Ambarwati sejak membaca halaman pertama dan adegan pembukaan dalam naskah. “Enggak sulit bagi saya untuk menyampaikan apa yang perempuan ini inginkan dari pasangannya,” ujar dia.

Oka Antara dan Dara Sheila. Youtube Rapi Film

Aroma nostalgia terasa kental dalam film ini. Nama-nama tokohnya nyaris sama persis. Bedanya, cuma lakon utama pria di sinetron bernama Priambodo. Garis besar ceritanya pun mirip. Kehadiran Ayu Azhari, meski cuma sebentar, membuat kenangan akan sinetron era 1990-an itu makin kuat. Sabrina Rochelle Kalangie, sutradara film Noktah Merah Perkawinan, berharap penonton dapat merasakan emosi seperti ketika menonton tayangan itu di televisi 26 tahun silam.

Gope T. Samtani, pendiri Rapi Films sekaligus produser, mengatakan ide pembuatan film ini muncul dua tahun lalu. "Ini sinetron pernah disenangi semua orang, kenapa tidak kita buat film," kata dia.

Menurut dia, Noktah Merah Perkawinan akan membawa penggemar sinetron bernostalgia, sementara penonton lain tetap dapat menikmati film tanpa harus mengenal karakter Priambodo dan Ambar sebelumnya. Noktah Merah Perkawinan merupakan sinetron pertama yang digarap rumah produksi Rapi Films, setelah pada era 1980-an ngetop lewat film-film horor, seperti Sundelbolong dan Pengabdi Setan.

#Info Film 4.1.1-Noktah Merah Perkawinan

Tantangan di Balik Layar Film Noktah Merah Perkawinan

Sutradara Sabrina Rochelle Kalangie mengatakan Covid-19 menjadi tantangan terbesar dalam pembuatan film ini. Bagaimana tidak, mereka mulai syuting saat badai pandemi mengganas pada 2020. Akibatnya, waktu rilis pun mundur dari agenda awal, 2021. “Orang-orang yang terlibat di sini memberikan lebih dari seratus persen yang mereka punya. Aku sangat bersyukur,” kata dia.

Tantangan lain, Sabrina melanjutkan, adalah penyampaian emosi. Film ini mengandung banyak adegan adu mulut bertensi tinggi. Serupa dengan saat Cok Simbara menampar Ayu Azhari setelah si istri mengatai suaminya tak becus mengurus rumah tangga di versi sinetron. Untuk adegan-adegan emosional seperti itu, Sabrina meminta para pemain mempersiapkan diri betul-betul sebelum beraksi di depan kamera. Hal itu untuk menghindari pengambilan gambar berulang-ulang, yang mengakibatkan emosi pemain jadi luntur.

REZA MAULANA | ANGGI ROPININTA (MAGANG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Reza Maulana

Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus