Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Singa Itu Mencari Sang Ibu

Kisah nyata seorang anak India yang hilang dan diadopsi oleh pasangan Australia. Meraih enam nominasi Academy Awards tahun ini.

6 Februari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saroo adalah seekor singa.

Dia adalah seekor singa kecil yang liat, gesit, dan kuat, yang ternyata berhasil bertahan melalui begitu banyak penderitaan pada usia yang begitu belia.

Pada 1986, saat masih berusia lima tahun, Saroo-putra keempat dari seorang ibu tunggal-memaksa Guddu (Abhishek Bharate), si abang sulung, ikut-ikutan membantu bekerja serabutan untuk menambah keuangan ibunya. Sang ibu sehari-hari bekerja sebagai tukang batu. Sang bapak meninggalkan keluarganya untuk kawin dengan perempuan lain. Situasi kemiskinan yang luar biasa inilah yang membuka film berjudul Lion, yang diangkat dari buku A Long Way Home karya Saroo Brierley, yang dia tulis atas dasar pengalaman hidupnya.

Si kecil Saroo (Sunny Pawar), yang terpisah dari si abang Guddu di sebuah stasiun kereta api, lantas terbawa oleh kereta api ke Kolkata, 1.600 kilometer dari kampung halamannya di Madhya Pradesh. Saroo tak hanya terlunta-lunta di kota yang tak dikenalnya dan merasa terasing karena di Kolkata mereka menggunakan bahasa Bengal, sedangkan dia berbahasa Hindi. Dia juga harus selalu berkelit dari marabahaya di kota sebesar Kolkata. Menggelandang hidup dari remah-remah makanan sampah dan terus-menerus dikejar berbagai macam orang jahat-entah mereka ingin menjual entah memerkosanya-Saroo selalu saja berhasil menggeliat karena dia mampu berlari cepat.

Saroo akhirnya terdampar di sebuah rumah yatim-piatu yang meski akan menjamin persediaan makanan dan kasur tidur, juga tetap tak langsung membuatnya aman, karena tak semua penjaga memenuhi aturan. Tapi Saroo memang beruntung. Ada sesuatu dalam dirinya, entah wajahnya yang lucu dan manis entah moralitasnya yang selalu menghalangi untuk mengambil barang yang bukan miliknya. Setelah sekian lama upaya mencari ibu dan kakaknya sia-sia, akhirnya Saroo harus merelakan diri diangkat sepasang orang tua Australia, Sue (Nicole Kidman) dan John Brierley (David Wenham), dan akhirnya dia menetap di Hobart, Australia.

Film lantas meloncat ke Saroo dewasa yang diperankan oleh aktor terkemuka Dev Patel. Dia tumbuh menjadi Saroo dewasa beraksen Australia yang menempuh pendidikan manajemen perhotelan di Melbourne dan memadu kasih dengan gadis Amerika, Lucy (Rooney Mara). Dia juga masih belum melupakan ibu kandungnya dan kakak-adiknya. Titik ledakan yang menyebabkan ia memutuskan untuk mencari keluarganya adalah sesuatu yang sederhana dan penuh kenangan: jalebi, kudapan manis India. Pada 2005, Saroo mulai mencari kampung keluarganya menggunakan Google Earth.

Film yang memperoleh enam nominasi Academy Awards tahun ini, termasuk film, skenario, dan aktris terbaik, digarap oleh Garth Davis, sutradara baru yang sangat menghargai buku karya Saroo. Sang penulis merasa, "Hampir 90 persen yang diceritakan tak menyimpang dari yang saya tulis," katanya kepada Tempo pekan lalu.

Persoalan kemiskinan dan kekerasan struktural yang kemudian menimpa jutaan anak di India (dan negara berkembang lain) tentu bukan sebuah tema baru. Sutradara Mira Nair pernah mengguncang penonton dengan film Salaam Bombay (1988), yang juga berkisah tentang anak miskin yang hilang dan terpisah dari keluarganya. Yang membedakannya tentu saja karena film Lion adalah kisah nyata yang terjadi pada Saroo Brierley. Bukan sekadar kisahnya yang mengharu biru, tapi lebih lagi karena si kecil Sunny Pawar yang memerankan Saroo yang bandel, lucu, dan kuat bak seekor anak singa itu berhasil menjadi bintang yang mencuri perhatian seluruh film.

Keistimewaan lain adalah pilihan sutradara untuk menggunakan pendekatan realis film yang kemudian berbaur dengan elemen surealis: Saroo dewasa melihat Guddu, kakaknya, di mana-mana. Di setiap pojok, di atas bukit, di rel kereta api, memanggil-manggilnya, bahkan "berbincang" dengannya. Bayangan sang kakak yang berkelebat dan kudapan jalebi yang manis di masa kecilnya adalah sesuatu yang senantiasa membuat Saroo tetap merasa harus memburu identitas dirinya ke India, meski dia tetap mengaku sebagai warga Australia. Adegan-adegan ini, ketika Saroo sesekali memandang kakaknya yang muncul dan tersenyum kepadanya, atau mengajaknya menyusuri rel kereta api, terkadang terasa nyata, meski penonton tahu betul itu adalah sebuah bayang-bayang kerinduan dan keinginan Saroo untuk menemui kakaknya.

Dengan film debut ini, sutradara Garth Davis sungguh telah berhasil meletakkan dirinya pada peta sinema dunia. Dan Sunny Pawar, si Saroo kecil? "Oh, dia sekarang sedang syuting dengan Demi Moore, film tentang trafficking. Dia sudah menjadi bintang terkenal," demikian jawab Saroo Brierley, tertawa.

Leila S. Chudori


LION
Sutradara: Garth Davis
Skenario: Luke Davies Berdasarkan buku karya Saroo Brierley
Pemain: Dev Patel, Nicole Kidman, Sunny Pawar, Abhishek Bharate, Rooney Mara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus