Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tante sun punya siapa ? tante soen punya siapa ?

Sengketa pt tobali film dan pt safari film tentang rencana pembuatan judul film tante soen. kedua perusahaan saling mengakui judul tante soen sebagai ciptaannya. sengketa diselesaikan lewat pengacara.

22 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUNIA film Indonesia lagi sibuk. Produksi meningkat dengan cepat, dan orang film hampir tidak punya waktu istirahat. Para pemain sekali kontrak bisa dapat dua tiga film sekaligus. Bahkan bintang laris macam Roy Marten, Lenny Marlina atau Yatti Octavia sekaligus membintangi empat film. Sudah tentu tubuh mereka capek, konsentrasi tidak bisa sempurna dan permainan bisa diharapkan tidak seperti yang seharusnya. Tapi karena lagi ada kesempatan, dikebut sajalan. "Kapan lagi, bung, kalau tidak sekarang," kata seorang bintang muda yang lagi laris. Lukman Hakim Nain Bukan cuma bintang yang kebagian rezeki. Para juru kamera, editor dan sutradara juga tidak kebagian waktu istirahat. Wim Umboh yang sudah lama siap untuk produksi berikutnya kini\dengan sebab menanti juru kamera Lukman Hakim Nain yang belum juga dilepaskan oleh Teguh Karya. Sejumlah produksi film mendadak bisa terhenti opname lantaran pemain yang harus muncul masih sibuk opname di produksi lain. Ini tentu saja amat mengesalkan produser dan awak film. "Tapi mau apa lagi, kita tak bisa berbuat lain. Kita butuh mereka," komentar seorang produser. Di tengah kesibukan macam ini, ketika para pembuat film mengarahkan pekerjaan mereka ke kocek penonton, segala jalan pun dibentang luas. Industri musik kaset yang dibantu oleh iklan besar-besaran di teve membuat sejumlah lain jadi mashur dan laris. Nah, ini jalan memintas. Bikin film atas dasar lagu yang laris itu. Juga novel-novel pop yang laris yang kini sedang membanjiri pasaran serta merta muncul di layar putih. Bahkan judul yang terbukti laris dipakai kembali. Pada yang terakhir ini bisa terjadi keributan jika yang memakai judul populer itu bukan produser yang mula-mula memakainya. Terkekeh-kekeh Hatta, lantaran film Inem Pelayan Sexy laris -- sekaligus membuat Dorris Cellabout jadi mashur -- sutradara Nyak Abbas Akup pun berniat membuat seri ke II dari karyanya itu. Tapi sebelum Abbas siap dengan skenarionya, produser lain sudah siap dengan produksi Inem Nyoya Bear. Pemainnya sebagian besar mengambil pemain Inem Pelayan Sexy. Abbas sangat kesal, dongkol dan gondok katanya: "Nama Inem memang bukan monopoli saya, tapi pencetus ide itu kan saya. Dan mereka membuat film dengan nama Inem lengkap dengan pemain yang sama itu kan membonceng sukses saya. Tak etis, kan?" Nampaknya soal etika tidak sempat lagi dipersoalkan oleh para produser kita yang kini merasa diburu-buru untuk cepat selesai dengan produksi mereka yang terbaru. Korban keadaan macam ini bukan cuma Abbas Akup melainkan juga sejumlah pencipta lagu. Pekan silam, lewat kantor Pengacara Adnan Buyung Nasutiomn SH, drs. Syamsudin (Trio Bimbo) memperingatkan para produser yang seenaknya merencanakan pembuatan film dengan nama Tante Soen yakni judul lagu ciptaan Syam Bimbo yang amat populer. Yang akan membuat film dengan judul tersebut adalah PT Safari Film dan Azwar AN yang bakal jadi sutradara. Kata Azwar: "Kami sudah siapkan cerita itu jauh sebelum Bimbo muncul dengan lagunya. "Lewat telepon, dari Bandung Syam cuma terkekeh-kekeh ketika diminta mengomentari pernyataan Azwar itu. Bimbo sendiri kini juga sibuk menyiapkan produksi film dengan judul Tante Soen. Film ini akan kami bikin dengan PT Tobali Film," kata Syam. Pemain utamanya adalah Karjo (pelawak dari Palapa Grup), Tapi repotnya Karjo ini juga sudah teken kontrak dengan Safari Film yang merencanakan film dengan judul yang sama. "Lho, saya kira yang Safari Film itu akan dibikin dengan sepengetahuan Syam," begitu konon Karjo sedikit bingung setelah tahu kasus sengketa itu. Perkembangan selanjutnya akan tergantung pada Direktorat Bina Film Deppen. Bagaimana kalau Deppen memberi izin pada Safari film untuh membikin film dengan judul sengketa itu? "Wah, terserah bang Buyung, deh," komentar Syam. "Tapi kalau keadaan ini berlarut-larut akan hancur kami para pencipta." Kabarnya, sejumlah pencipta lagu sudah jadi 'korban' para produser film kita. "Film Senyum Nyonya Anna itu kan dibikin berdasarkan lagu Nonna Anna yang dulu populer lewat penyanyi Hetty Kus Endang. Dengan menambah kata Senyum di depan nama lagu itu, penciptanya dibikin mati kutu, deh," lanjut Syam. Kasian pencipta lagu itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus