Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tentang Pertempuran Orang-orang Biasa

Kali ini Disney menelurkan satu episode tunggal yang berdiri sendiri dari rangkaian film Star Wars. Beberapa tokoh terkemuka tampil sekelebat.

26 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di jagat Star Wars yang selalu memulai dongengnya dengan teks "a long time ago in a galaxy far far away" itu, tersebutlah orang yang "awam", tokoh-tokoh biasa, yang hidup di masa yang sama dengan Luke, Leila, Han, dan si Pangeran Hitam Darth Vader.

Mereka adalah keluarga Galen Erso (Mads Mikkelsen), sang istri (Valene Kane), dan putri kecil Jyn Erso. Yang membuat keluarga ini tak biasa adalah mereka hidup dalam pengejaran Kekaisaran Galaktik. Galen adalah ilmuwan jenius. Adalah Orson Krennic, Direktur Persenjataan Canggih dari Kekaisaran, yang akhirnya berhasil menangkap Galen untuk memaksanya membangun senjata Death Star, sebuah senjata gigantik yang mampu menghancurkan satu planet. Pada saat penangkapannya, Galen dan istrinya sudah membuat skenario bahwa Jyn kecil harus bersembunyi dan kelak dia akan diselamatkan pemberontak veteran sekaligus sahabat Galen: Saw Gerrera (Forest Whitaker).

Setelah dewasa, Jyn Erso (diperankan Felicity Jones) lebih dikenal sebagai perempuan yang penuh kemarahan dan dendam serta tak kenal takut bahkan kepada lelaki bersenjata. Aliansi Pemberontak yang berhasil mendeteksi posisi Jyn Erso "menculik"-nya dan mengajaknya bekerja sama dengan Cassian Andor (Diego Luna) untuk mencari sang ayah. Tujuan awal: membunuh Galen Erso agar senjata Death Star tak bisa diledakkan pihak Kekaisaran. Tapi yang terjadi akhirnya Jyn dan Cassian malah bersekutu. Dibantu pilot Bhodhi Rook (Riz Ahmed); Chirrut ÃŽmwe (Donnie Yen), kesatria buta yang mampu menghajar lusinan stormtrooper sekali sikat dengan satu tangan; Baze Malbus (Jiang Wen), pembunuh bayaran yang tambun; dan si android K-2SO (Alan Tudyk).

Dengan setting dan waktu tepat sebelum Star Wars IV yang menggebrak jagat perfilman, film ini adalah satu episode yang disebut "stand alone piece", sebuah bagian yang terpisah dari kisah keluarga besar Star Wars yang lazim membicarakan para Jedi, keluarga Skywalkers, dan kekelaman "nasib" si keji Darth Vader. Mereka semua ada di satu jagat raya dan berbagai nama disebut di sana-sini (bahkan akan ada penampilan beberapa tokoh ciptaan George Lucas yang pasti akan membuat para penggemar fanatik kelojotan begitu melihat sosok mereka). Tapi, sekali lagi, para tokoh dalam Star Wars adalah tokoh sakti mandraguna, sedangkan ini adalah kisah rakyat jelata yang mencoba memberontak dengan cara dan hati yang menggelegak.

Meski penampilan Felicity Jones bagus, sutradara Gareth Edwards seperti tak bisa menghilangkan pengaruh gaya tokoh Katniss Everdeen dalam seri film Hunger Games. Tingkah Jyn Erso yang cemberut sepanjang film penuh kemarahan dan dendam serta perasaan yang ruwet menghadapi ketakjelasan nasib ayahnya sukar dibedakan dengan gaya Katniss yang siap menghajar Presiden Snow. Penampilan Donnie Yen justru mencuri perhatian bukan hanya karena adegan perkelahian martial art di tengah jagat Star Wars itu menyegarkan, tapi karena ada semacam kejenakaan bercampur keseriusan Zatoichi dan "The Force" yang diucapkan berkali-kali. Perkawinan dua dunia—silat dan elemen penting Star Wars—jadi mengasyikkan.

Bahwa ada beberapa bagian yang terasa kurang dikembangkan: Saw Gerrera, para penjahat di kelompok Imperial, dan peran Galen Erso yang selalu dalam dilema, itu adalah risiko yang diambil sutradara karena dia ingin berfokus pada perjalanan Jyn dan Cassian serta pasukan pemberontak yang menghadang penghancuran senjata Death Star.

Tapi peperangan itu, perjuangan pasukan itu, satu per satu kawan Jyn dan Cassian yang mulai melekat di hati menjadi penting sekaligus drama terbesar dari seluruh film. Seperti cerita-cerita yang melibatkan perang besar dari kisah klasik Mahabharata hingga film berlatar Perang Dunia II, pasti ada tokoh-tokoh yang telanjur kita sukai yang harus kita relakan untuk pergi.

Hiburannya tentu saja, meski sekelebat, munculnya tokoh-tokoh besar Star Wars itu. Yang menjadi alasan mengapa kita mencintai George Lucas dan jagat yang diciptakannya.

Leila S. Chudori


Rogue One
Sutradara: Gareth Edwards
Skenario: Chris Weitz dan Tony Gilroy
Berdasarkan cerita John Knoll dan Gary Whitta Dan berdasarkan tokoh-tokoh ciptaan George Lucas
Pemain: Felicity Jones, Diego Luna, Ben Mendelsohn, Donnie Yen, Mads Mikkelsen, Jiang Wen, Forest Whitaker
Produksi: Lucasfilm Ltd dan Walt Disney Studios


RALAT

DI rubrik Sinema halaman 45 majalah Tempo edisi 26 Desember 2016-1 Januari 2017, dalam resensi film Rogue One dengan judul "Tentang Pertempuran Orang-orang Biasa", terdapat salah cetak. Pada alinea pertama tertulis: "...yang hidup di masa yang sama dengan Luke, Leila, Han, dan si Pangeran Hitam Darth Vader". Seharusnya Leila. Terima kasih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus