Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

The Changcuters Meriahkan West Java Festival 2023, Ini Profil Anak-anak Racun Dunia

Setelah 19 tahun berkiprah dalam dunia hiburan tanah air, band The Changcuters terakhir tampil di West Java Festival 2023. Ini profilnya.

6 September 2023 | 09.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
The Changcuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - West Java Festival (WJF) di Stadion Siliwangi, Kota bandung dipadati oleh 30 ribu penonton berlangsung meriah, berlangsung 2-3 September 2023. Perhelatan ini selain sebagai pamitan purnatugas Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, juga penanda kembalinya band The Changcuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cukup lama grup band The Changcuters vakum, namun aksi di penutuipan WJF 3 September 2023 menjadi obat kangen bagi penggemarnya. Mereka membawakan beberapa lagu hits-nya seperti Racun Dunia, Parampampam, Suka-suka, Hijrah ke London dan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Perjalanan The Changcuters

The Changcuters merupakan grup musik asal Bandung, Jawa Barat yang bergenre rock yang dibentuk pada 9 September 2004. Personil grup ini Mohammad Tria Ramadhani (vokal), Muhammad Iqbal (gitar), Arlanda Ghazali Langitan (gitar), Dipa Nandastyra Hasibuan (bass), dan Erick Nindyoastomo (drum).

Dipa, Tria, dan Qibil adalah teman sekampus sekaligus orang yang memprakarsai berdirinya band ini. Mereka kemudian mengajak Alda dan Erick yang juga teman Qibil bermain band saat berada dalam sekolah menengah dulu. Nama The Changcuters sendiri bermakna jorok, yaitu pakaian dalam pria dalam bahasa Sunda. Namun aslinya, nama ini berasal dari nama seorang sahabat yaitu Cahya yang sering dipanggil dengan sebutan Cangcut atau cut, yang menurut mereka terdengar lucu. 

Pada Agustus 2006, mereka akhirnya merilis album pertama mereka berjudul Mencoba Sukses dengan dibantu oleh Uki Noah. Dilansir dari laman P2k.stekom.ac.id, dalam perintisan pertama ini, The Changcuters harus menelan kegagalan akibat kurangnya pendistribusian dan promosi album. Namun tidak patah semangat, mereka kemudian menandatangani kontrak dengan Sony BMG dan merilis ulang album ini pada 2008 dengan nama Mencoba Sukses Kembali.

Dalam album baru yang dirilis ulang ini, terdapat dua lagu tambahan yakni Racun Dunia dan I Love You Bibeh. Sayangnya, masalah kembali menimpa mereka ketika mereka dituduh melakukan plagiarisme The Strokes “Last Nite” dan The Rolling Stone “Honky Tonk Women”. Meskipun demikian, beberapa lagu di album ini ikut dijadikan soundtrack dari film mereka yang berjudul The Tarix Jabrix pada 2008.

Pada tahun selanjutnya, album ini berhasil terjual hingga lebih dari 75 ribu eksemplar. Penjualan yang tinggi ini kemudian dibarengi dengan kemenangan The Changcuters melalui album ini sebagai pendatang baru terbaik pada tahun 2009 AMI Awards. Tahun sebelumnya, mereka juga telah merilis single yang menjadi soundtrack dari film Si Jago Merah dengan judul Sang Penakluk Api.

Mereka merilis album kedua berjudul The Changcuters dan Misteri Kalajengking Hitam pada pertengahan 2009. Kemudian, mereka kembali merilis film The Tarix Jabrix 2 Juni 2011. Masih di tahun 2011, album ketiga mereka berjudul Tugas Akhir juga dirilis.

Gaya musik yang menggambarkan campuran antara rock, garage rock, punk revival, indie pop, dan blues rock, The Changcuters berhasil mempertahankan eksistensinya dalam dunia hiburan tanah air hingga hari ini. Meskipun telah melewati masa kejayaannya, mereka terbukti masih eksis menghibur para penggemarnya, seperti yang dilakukan beberapa hari belakangan melalui WJF 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus