Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Tradisi Sasi dari Raja Ampat

Tradisi Sasi merupakan cerminan kearifan lokal dengan aturan yang mengikat.

28 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tetua Adat Kampung Kapatcol Yoseph Weutot (kanan) bersama Petuanan Adat Yohanis Hey dan Alex Mangar memimpin prosesi Tradisi Buka Sasi di Perairan Misool, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. ANTARA/Bayu Pratama S.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dentang lonceng gereja memecah keheningan saat matahari bersinar di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lonceng itu bukan penanda adanya ibadah mingguan, melainkan panggilan untuk tradisi yang mengakar kuat, yakni buka sasi laut. Ini merupakan sistem adat dalam mengelola sumber daya alam di daratan ataupun lautan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wilayah sasi laut di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. ANTARA/Bayu Pratama S.

Tradisi sasi merupakan cerminan kearifan lokal dengan aturan yang mengikat. Sebelum upacara buka sasi, masyarakat dilarang mengambil lobster, teripang, dan lola selama periode tutup sasi. Saat buka sasi, masyarakat tidak boleh mengambil hasil laut tersebut secara serakah karena ada batasan ukuran dan jenis yang boleh diambil di lokasi sasi seluas 213 hektare itu.

Sejumlah pemuka agama mengantar masyarakat untuk mengikuti prosesi tradisi buka sasi di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. ANTARA/Bayu Pratama S.

Pengelolaan sasi laut dilakukan oleh kelompok Waifuna—bermakna yang teberkati oleh Tuhan. Jumlah anggotanya 36 orang dan sebagian besar berumur 30 tahun ke atas.

Di antara para Waifuna itu, ada sosok Yolanda Kacili, 23 tahun, mama muda yang merupakan cucu ketua kelompok Waifuna. Ada pula Almina Kacili yang memiliki kemampuan menyelam atau molo hingga kedalaman 19 meter.

Perempuan Waifuna, Yolanda Kacili, menggunakan kacamata molo (selam) tradisional sebelum mengikuti prosesi tradisi buka sasi di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. ANTARA/Bayu Pratama S.

 

Perempuan Waifuna, Yolanda Kacili, mengambil teripang. ANTARA/Bayu Pratama S.

 

Perempuan Waifuna, Yolanda Kacili (kiri) dan Yunance Kacili, menunjukkan hasil tangkapan teripang dan lola. ANTARA/Bayu Pratama S.

Yolanda bukan hanya penerus, tapi juga salah satu tonggak keberlanjutan warisan adat yang kaya makna tersebut.

Selama tiga hari pelaksanaan tradisi ini, para Waifuna berhasil menangkap 1.138 teripang, 599 lola, dan 20 lobster. Atas kesepakat bersama, hasil tangkapan itu dijual untuk membiayai perawatan dua anak yang sakit dan kebutuhan lain di kampung tersebut.

Warga menunjukkan lola hasil tangkapan. ANTARA/Bayu Pratama S.

 

Dua mama Papua melakukan pengasapan teripang hasil panen saat tradisi buka sasi sebelum dijual di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. ANTARA/Bayu Pratama S.

Keberhasilan masyarakat setempat menjaga ekosistem laut tak terlepas dari peran Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang mendampingi pengelolaan sasi. YKAN menjadi tonggak penting untuk menjaga ekosistem laut yang rentan di tengah tekanan pembangunan modern.


Teks dan Foto: Bayu Pratama S
Editor: Wahyu Putro A.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus