THE BILLION DOLLAR BUBBLE
disusun oleh Seth Lipsky
Penerbit: Dow Jones 1978
350 halaman format saku
JUDULNYA, jika di-Indonesia-kan secara bebas, bisa berarti
Milyaran Dollar Menguap. Sesungguhnya itu adalah satu dari 36
judul setori dalam buku ini, berasal dari anekaragam laporan
reporter untuk The Asian Wal Street Journal, edisi Hongkong yang
berinduk pada koran ekonomi-keuangan terkenal di New York. Dan
Seth Lipsky merupakan satu dari sejumlah nama reporter ASWJ yang
laporannya masing-masing sudah diterbitkan dalam koran itu
secara terpisah tapi kemudian dihimpun menjadi satu.
Bab The Billion Dollar Bubble adalah kisah Pertamina mulai
pertengahan 1974. Ketika itu satu bankir Amerika mengunjungi
kantor nasabahnya -- Pertamina -- yang kelihatan masih gagah
perkasa. Tapi kebetulan di situ ia melihat sekretaris membuka
lemari dokumentasi. Di dalamnya menumpuk promissory notes,
kertas tanda bukti hutang Pertamina. Bankir tadi menjadi kaget.
Akhirnya dunia ikut kaget, dan ekonomi Indonesia dilanda krisis
karenanya. Serangkaian usaha penyelamatan dijalankan. Campur
tangan IMF (Dana Moneter Internasional) tidak ketinggalan. Kisah
ini ditutup, awal 1978, dengan gambaran krisis yang sudah
mereda. Tapi reporter merekam kejadian itu demikian rupa hingga
orang akan tetap asyik membacanya.
Dalam himpunan itu dijumpai 3 setori lainnya yang menyangkut
Indonesia -- tentang nasib media (majalah TEMPO dijadikan
fokus), armada perahu layar yang masih bersaing mencari muatan
barang dagangan, dan kehadiran World Bank (Bank Dunia) bersama
para pejabat yang korup.
Pembaca dibawanya melompat dari satu ke lain negeri di Asia.
Contoh:
Burma. Kaum pembangkang termasuk mahasiswa lari ke hutan. Mereka
menyusun kekuatan bersenjata melawan pemerintahan Ne Win. PPP,
satu kelompok pemberontak dengan 4000 orang bersenjata, bergerak
dekat perbatasan Thailand. Ada beberapa kelompok gerilyawan
lainnya tapi sukar untuk bersatu.
Hongkong. Laszlo LaDanny, pendeta lesuit. setiap malam memonitor
siaran radio dari daratan Cina. Empat saja propinsi di bagian
Utara (dari keseluruhan 26) yang tidak bisa didengarnya. La
Danny tiap minggu menerbitkan newsletter, semacam bulletin
berita, untuk para langganannya selama 23 tahun terakhir ini.
Analisanya sukar ditandingi oleh sesama koleganya yang disebut
China-Wathcer.
Ada pula Sir Lawrence Kadoorie, taipan atau tokoh bisnis yang
paling disegani. Karena usianya yang lanjut, 77 tahun, Lawrence
sudah sering tampak tertidur. Namun dia masih belum mau pensiun.
Taipan ini tadinya berjasa membangun tenaga listrik di koloni
Inggeris itu. Tapi koloni ini makin pada dan saraf penduduknya
makin tegang. Maka itu pula sebabnya kenapa sekitar 3 juta orang
-- 70% dari seluruh penduduk -- keranjingan main mah jong,
Banyak kehidupan, termasuk bisnis dan soal mencari menantu,
berkisar pada permainan ini. Namun dengan atau tanpa mah jong,
Bank of China (milik Peking) menguasai 20% sampai 30% dari
jumlah deposit US$8,47 milyar pada semua bank di Hongkong. Di
situ komunis melakukan permainan kapitalis.
Malaysia. Para anggota sekuriti menggedor pintu pada malam
menjelang subuh. Mereka menggeledah dan menangkap wartawan
Samani bin Mohamad Amin. Di tempat tahanan yang dirahasiakan ia
dikenakan "siksaan mental" selama 11 bulan. Apa salah encik ini?
Dia dituduh membantu usaha subversi komunis. Tapi akhirnya dia
diizinkan pulang. Dengan Internal Security Act (ISA) atau
Peraturan Keamanan Dalam Negeri, pemerintah bisa saja menahan
orang yang dicurigai. Ribuan orang telah diangkut berdasar ISA
itu yang berlaku mulai 1960.
Pilipina. Ini adalah kisah dua kota di Mindanao, mencerminkan
friksi antara golongan Kristen dan Islam. Marawi City yang
sanglt Islam tampak lamban dan muram, sedang lligan City yang
Nasrani di pinggir Laut Mindanao kelihatan makmur dan hidup
karena industrinya. Keduanya cuma berjarak 38 km, tapi
perbedaannya menyolok. Kaum modal enggan melakukan investasi di
Marawi. Sebaliknya, masyarakat Marawi memusuhi kaum pendatang.
India. Sanjay Gandhi, ketika ibu Indira masih menjadi PM
berpengaruh dalam bisnis dengan Maruti Ltd., usaha pembikinan
mobil, yang juga berlaku sebagai agen untuk banyak perusahaan
asing yang ingin berdagang di India. Dia tadinya disanjung
tinggi tapi kini paling dibenci.
Thailand. Program KB di sini mengenal tokoh Mechai Viravaidya,
seorang ahli ekonomi. Dia memperkenalkan alat kontraseptif
dengan segala cara seperti mempromosikan barang perdagangan.
Sampai-sampai para pelayan di Oriental Hotel yang mewah di
Bangkok senang menerima kondom sebagai pengganti tip. Ada pula
persaingan antarhotel di kota itu tapi sekali ini dalam hal
sajen. Tempat peletakan sajen di pura yang dibangun Erawan Hotel
terbukti paling ramai dikunjungi orang yang memasang niat.
Banyak pinta yang berlaku di Erawan rupanya.
Jepang. Biro adpertensi yang paling sukses di dunia nyatanya
tidaklah berada di Madison Avenue, New York. Ia adalah Dentsu
Advertising Ltd. di daerah Ginza, Tokyo, yang meraih 25% dari
total anggaran adpertensi di Jepang. Kebetulan Dentsu dan media
Jepang mempunyai kaitan modal.
RRC. Yuan sueh-fen, bintang opera (Shaohsing) di Shanghai,
menjadi korban tindakarl Chiang Ching, isteri Mao. Walau
berkenalan baik dengan PM Chou En-lai, Nona Yuan mendekam di
penjara selama 3 tahun. Kenapa Chou tak bisa menolongnya? Opera
Shaohsing ini, karena populernya, telah bermain di seluruh
negeri bahkan melawat ke Uni Soviet. PM Chou diketahui mengagumi
opera ini, sedang Chiang Ching memandangnya sebagai bernafaskan
borjuis. Jadi, Chiang Ching menangkap Yuan dengan tujuan mau
memukul Chou.
Umumnya setori dalam buku ini berupa reportase yang seimbang dan
informatif. Masih tetap segar untuk dibac walaupun banyak
kejadiannya sudah lama berlalu dan luas diketahui orang. Sebagai
kumpulan cerita dari 18 bulan pertama AWSJ diterbitkan
(September 1976), tidak disangsikan lagi bahwa ia sekaligus
bertujuan mempromosikan diri. Ia secara halus mengingatkan orang
betapa tinggi mutu penulisan jurnalistiknya. Memang benar
bermutu. Tiap setori berhasil memikat orang untuk membacanya
dari paragraf pembukaan sampai kalimat terakhir.
Amir Daud
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini