Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Uap uang pertamina, dan lain-lain

Pengarang: seth lipsky hong kong: dow jones, 1978 resensi oleh: amir daud. (bk)

20 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THE BILLION DOLLAR BUBBLE disusun oleh Seth Lipsky Penerbit: Dow Jones 1978 350 halaman format saku JUDULNYA, jika di-Indonesia-kan secara bebas, bisa berarti Milyaran Dollar Menguap. Sesungguhnya itu adalah satu dari 36 judul setori dalam buku ini, berasal dari anekaragam laporan reporter untuk The Asian Wal Street Journal, edisi Hongkong yang berinduk pada koran ekonomi-keuangan terkenal di New York. Dan Seth Lipsky merupakan satu dari sejumlah nama reporter ASWJ yang laporannya masing-masing sudah diterbitkan dalam koran itu secara terpisah tapi kemudian dihimpun menjadi satu. Bab The Billion Dollar Bubble adalah kisah Pertamina mulai pertengahan 1974. Ketika itu satu bankir Amerika mengunjungi kantor nasabahnya -- Pertamina -- yang kelihatan masih gagah perkasa. Tapi kebetulan di situ ia melihat sekretaris membuka lemari dokumentasi. Di dalamnya menumpuk promissory notes, kertas tanda bukti hutang Pertamina. Bankir tadi menjadi kaget. Akhirnya dunia ikut kaget, dan ekonomi Indonesia dilanda krisis karenanya. Serangkaian usaha penyelamatan dijalankan. Campur tangan IMF (Dana Moneter Internasional) tidak ketinggalan. Kisah ini ditutup, awal 1978, dengan gambaran krisis yang sudah mereda. Tapi reporter merekam kejadian itu demikian rupa hingga orang akan tetap asyik membacanya. Dalam himpunan itu dijumpai 3 setori lainnya yang menyangkut Indonesia -- tentang nasib media (majalah TEMPO dijadikan fokus), armada perahu layar yang masih bersaing mencari muatan barang dagangan, dan kehadiran World Bank (Bank Dunia) bersama para pejabat yang korup. Pembaca dibawanya melompat dari satu ke lain negeri di Asia. Contoh: Burma. Kaum pembangkang termasuk mahasiswa lari ke hutan. Mereka menyusun kekuatan bersenjata melawan pemerintahan Ne Win. PPP, satu kelompok pemberontak dengan 4000 orang bersenjata, bergerak dekat perbatasan Thailand. Ada beberapa kelompok gerilyawan lainnya tapi sukar untuk bersatu. Hongkong. Laszlo LaDanny, pendeta lesuit. setiap malam memonitor siaran radio dari daratan Cina. Empat saja propinsi di bagian Utara (dari keseluruhan 26) yang tidak bisa didengarnya. La Danny tiap minggu menerbitkan newsletter, semacam bulletin berita, untuk para langganannya selama 23 tahun terakhir ini. Analisanya sukar ditandingi oleh sesama koleganya yang disebut China-Wathcer. Ada pula Sir Lawrence Kadoorie, taipan atau tokoh bisnis yang paling disegani. Karena usianya yang lanjut, 77 tahun, Lawrence sudah sering tampak tertidur. Namun dia masih belum mau pensiun. Taipan ini tadinya berjasa membangun tenaga listrik di koloni Inggeris itu. Tapi koloni ini makin pada dan saraf penduduknya makin tegang. Maka itu pula sebabnya kenapa sekitar 3 juta orang -- 70% dari seluruh penduduk -- keranjingan main mah jong, Banyak kehidupan, termasuk bisnis dan soal mencari menantu, berkisar pada permainan ini. Namun dengan atau tanpa mah jong, Bank of China (milik Peking) menguasai 20% sampai 30% dari jumlah deposit US$8,47 milyar pada semua bank di Hongkong. Di situ komunis melakukan permainan kapitalis. Malaysia. Para anggota sekuriti menggedor pintu pada malam menjelang subuh. Mereka menggeledah dan menangkap wartawan Samani bin Mohamad Amin. Di tempat tahanan yang dirahasiakan ia dikenakan "siksaan mental" selama 11 bulan. Apa salah encik ini? Dia dituduh membantu usaha subversi komunis. Tapi akhirnya dia diizinkan pulang. Dengan Internal Security Act (ISA) atau Peraturan Keamanan Dalam Negeri, pemerintah bisa saja menahan orang yang dicurigai. Ribuan orang telah diangkut berdasar ISA itu yang berlaku mulai 1960. Pilipina. Ini adalah kisah dua kota di Mindanao, mencerminkan friksi antara golongan Kristen dan Islam. Marawi City yang sanglt Islam tampak lamban dan muram, sedang lligan City yang Nasrani di pinggir Laut Mindanao kelihatan makmur dan hidup karena industrinya. Keduanya cuma berjarak 38 km, tapi perbedaannya menyolok. Kaum modal enggan melakukan investasi di Marawi. Sebaliknya, masyarakat Marawi memusuhi kaum pendatang. India. Sanjay Gandhi, ketika ibu Indira masih menjadi PM berpengaruh dalam bisnis dengan Maruti Ltd., usaha pembikinan mobil, yang juga berlaku sebagai agen untuk banyak perusahaan asing yang ingin berdagang di India. Dia tadinya disanjung tinggi tapi kini paling dibenci. Thailand. Program KB di sini mengenal tokoh Mechai Viravaidya, seorang ahli ekonomi. Dia memperkenalkan alat kontraseptif dengan segala cara seperti mempromosikan barang perdagangan. Sampai-sampai para pelayan di Oriental Hotel yang mewah di Bangkok senang menerima kondom sebagai pengganti tip. Ada pula persaingan antarhotel di kota itu tapi sekali ini dalam hal sajen. Tempat peletakan sajen di pura yang dibangun Erawan Hotel terbukti paling ramai dikunjungi orang yang memasang niat. Banyak pinta yang berlaku di Erawan rupanya. Jepang. Biro adpertensi yang paling sukses di dunia nyatanya tidaklah berada di Madison Avenue, New York. Ia adalah Dentsu Advertising Ltd. di daerah Ginza, Tokyo, yang meraih 25% dari total anggaran adpertensi di Jepang. Kebetulan Dentsu dan media Jepang mempunyai kaitan modal. RRC. Yuan sueh-fen, bintang opera (Shaohsing) di Shanghai, menjadi korban tindakarl Chiang Ching, isteri Mao. Walau berkenalan baik dengan PM Chou En-lai, Nona Yuan mendekam di penjara selama 3 tahun. Kenapa Chou tak bisa menolongnya? Opera Shaohsing ini, karena populernya, telah bermain di seluruh negeri bahkan melawat ke Uni Soviet. PM Chou diketahui mengagumi opera ini, sedang Chiang Ching memandangnya sebagai bernafaskan borjuis. Jadi, Chiang Ching menangkap Yuan dengan tujuan mau memukul Chou. Umumnya setori dalam buku ini berupa reportase yang seimbang dan informatif. Masih tetap segar untuk dibac walaupun banyak kejadiannya sudah lama berlalu dan luas diketahui orang. Sebagai kumpulan cerita dari 18 bulan pertama AWSJ diterbitkan (September 1976), tidak disangsikan lagi bahwa ia sekaligus bertujuan mempromosikan diri. Ia secara halus mengingatkan orang betapa tinggi mutu penulisan jurnalistiknya. Memang benar bermutu. Tiap setori berhasil memikat orang untuk membacanya dari paragraf pembukaan sampai kalimat terakhir. Amir Daud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus