Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Dunia Bercahaya yang Gelap

A World Without sebuah sindiran tentang mereka yang tergesa-gesa mendorong para remaja segera menikah. Film terbaru Nia Dinata yang diproduksi Netflix.

23 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(dari kiri) Maizura, Asmara Abigail, dan Amanda Rawless, dalam A World Without. Netflix

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film A World Without sebuah sindiran tentang mereka yang tergesa-gesa mendorong para remaja menikah.

  • Film satire sosial yang diletakkan pada sebuah jagat fantasi.

  • Film terbaru karya sutradara Nia Dinata yang diproduksi Netflix.

KEHIDUPAN di tahun 2030 adalah sebuah kekelaman: pandemi Covid-19 yang belum kunjung pulih, harapan yang tenggelam, dan berderet-deret deraan kesulitan hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maka pasangan Sofia dan Ali Khan (Ayushita dan Chicco Jerikho) mendirikan The Light, sebuah “suaka” bagi para remaja yang membutuhkan pegangan dan tujuan hidup. Nun di sebuah bukit hijau yang berselimut rumput hijau, berdirilah sebuah mansion megah untuk tempat para remaja berharap pada cahaya sembari belajar bisnis, belajar menata diri, sekaligus mencari jodoh. Di usia 17, mereka akan mendapatkan jodoh sesuai dengan program teknologi tingkat tinggi The Light. Mereka akan “hidup berbahagia sebagai keluarga harmonis”—demikian bunyi iklan cantik yang ditayangkan di mana-mana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ayushita berperan sebagai Sofia dalam A World Without. Netflix

Syahdan, tiga remaja yang bersahabat sejak masa kanak-kanak menatap video iklan tersebut dengan takjub. Salina (Amanda Rawless), Ulfah (Maizura), dan Tara (Asmara Abigail) terpilih menjadi bagian dari angkatan terbaru akademi The Light. Kecuali Hafiz (Jeremy Kurnia) yang menahan diri tidak memuntahkan puja-puji, ketiga remaja itu menatap The Light sebagai sinar hidup.

Ali Khan, pemimpin ganteng yang jago menaklukkan pemirsa, dipanggil sebagai Sang Istimewa. Yeah, panggilannya saja sudah narsisistik. Bayangkan penampilan Ali Khan memakai jubah dengan rambut dan senyum yang berkilat-kilat sembari berpidato dengan fasih. Bagaimana para remaja tak memujanya?

Ini adalah satire sosial yang diletakkan pada sebuah jagat fantasi. Film terbaru sutradara Nia Dinata ini jelas menggugat konservatisme di Indonesia yang mengkampanyekan remaja tak perlu berpacaran dan menikah pada usia muda. Ulfah yang pertama kali mendapatkan jodoh sesuai dengan The Light. Tak lama Tara dijodohkan dengan anak pengusaha kaya raya. Semua tampak menjanjikan hidup cemerlang.

Dalam waktu ringkas, mereka menyadari betapa menikah semuda itu, tanpa persiapan mental dan perkenalan mendalam dengan calon suami, adalah tindakan gegabah. Salina, protagonis film ini, yang bertugas membuat film dokumenter institusi mereka, satu-satunya yang segera merasakan keganjilan tempat itu.

Chicco Jerico berperan sebagai Ali Khan dalam A World Without. Netflix

Dengan peristiwa demi peristiwa aneh yang terjadi, Salina segera menyimpulkan, The Light tak akan memberikan cahaya, melainkan menjebak mereka dalam kegelapan. Janji-janji kehidupan harmonis dengan berkecukupan dan terjamin itu ternyata busuk dan mengerikan, yang perlahan terkuak pada paruh kedua film ini.

Film A World Without, yang seolah-olah menyajikan sebuah jagat antah berantah (karena nama Indonesia sama sekali tak pernah diucapkan) dan masa depan yang kusam, sebetulnya gambaran Indonesia masa kini. Bukan hanya tentang betapa mudahnya seseorang menjadi idola hanya karena meraih follower banyak di media sosial, tapi juga betapa mudahnya masyarakat kita tertipu oleh segala yang megah dan berkilau.

Pasangan Sofia dan Ali Khan, yang mengingatkan kita pada Lancaster dan Peggy Dodd dalam The Master (Paul Thomas Anderson, 2012), sangat nyata ketika para istri pertama ikut menentukan perempuan kedua atau ketiga untuk suaminya. Atau, seperti dalam serial The Handmaid’s Tale (Bruce Miller), perempuan adalah mesin pembuat anak belaka.

Adegan dalam A World Without. Netflix

Film ini salah satu produksi Netflix orisinal. Nia Dinata mengaku ditawari Netflix melalui surat elektronik yang tertarik bersama-sama memproduksi film. Ia mengajukan dua ide, tapi Netflix memilih konsep dan ide film A World Without karena tim Nia sudah meriset kecenderungan masyarakat yang menganjurkan menikah muda tanpa pacaran.

Nia bersama Lucky Kuswandi, duo penulis skenario, juga merasa perlu memasukkan kritik sosial bagaimana mudahnya masyarakat mengidolakan tokoh secara fanatik. “Itulah sebabnya kami memutuskan untuk memilih setting tahun 2030, pasca-pandemi.”

Setelah menulis sinopsis, Nia disetujui Netflix mengembangkan skenario dan mengajukan anggaran. Nia memuji bagaimana Netflix sangat memperhatikan anggaran untuk protokol kesehatan yang ketat sepanjang praproduksi, syuting, dan pascaproduksi. “Syuting di masa pandemi di awal tahun 2021 itu luar biasa mendebarkan dan penuh tantangan. Bukan sekadar memakai masker dan menggantinya setiap tiga jam, menjaga jarak, menjalani tes antigen yang rutin, kami juga harus menyediakan ambulans dan tenaga kesehatan selama syuting,” tutur Nia.

Dalam A World Without, Nia dan Lucky memberikan premis sederhana: begitu seseorang masuk ke dunia The Light, hidup justru menjadi gelap. Fanatisme dan pemujaan terhadap seseorang yang berlebihan akan menghancurkan daya kritis. Trio Salina, Ulfah, dan Tara adalah remaja yang semula tak mempertanyakan betapa usia 17 adalah usia yang terlalu dini untuk menikah. The Light membuat mereka sadar bahwa cahaya yang mereka cari tidak berasal dari lelaki semacam Ali Khan, yang sama sekali tidak istimewa, melainkan pada diri sendiri.

Netflix

A World Without

Sutradara: Nia Dinata
Penulis skenario: Nia Dinata dan Lucky Kuswandi
Pemain: Chicco Jerikho, Ayushita, Amanda Rawles, Maizura, Asmara Abigail
Produksi: Kalyanashira Films, Netflix Indonesia

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Leila S. Chudori

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus