JULIE TAYMOR masih muda. Gadis Amerika ini - belajar teater
sejak usia 11 tahun--keturunan Yahudi Rusia yang lahir di
Israel. Di Indonesia, setelah bekerja sama dengan Rendra dalam
Kisah Suku Naga ia belajar wayang kulit di Wonogiri dengan Ki
Oemartopo. Ia juga punya pengalaman mendisain topeng untuk The
British Theatre Group, The Oberlin Group, American Society for
Eastern dan sebagainya. Juga pernah belajar dan main dalam
beberapa grup di Amerika seperti Boston Children's Theater, The
Open Theater, The New Village Theater. Di bawah ini rekaman
wawancaranya dengan reporter Said Muchsin:
T: Mengapa justru tertarik boneka dan wayang?
J: Wayang dan topeng bisa masuk dalam fantasi yang luas. Apalagi
wayang bagi saya punya kelehihan dibanding teater biasa. Saya
ini kan orang asing. Saya melihat wayang sebagai orang asing dan
berusaha meresapkannya.
T: Mengapa justru menggunakan blencong dan bukan lampu listrik
di belakang layar?
J: Blencong (lampu minyak untuk pergelaran wayang) punya efek
lebih bagus. Cobalah lihat dengan blencong yang memungkinkan
bayangan dan dimensi, penonton bisa mengembara jauh dalam
penghayatan, kan'?
T: Sudah banyak tahu tentang wayang?
J: Belum. Tapi justru dalam pementasan ini saya harus membuat
dasarnya . Di Amerika sudah tentu tak dapat kita temukan
mitologi wayang. tapi saya membacanya dari buku-buku. Dalam
babak pertama saya tampilkan mitologi Eskimo yang juga saya
peroleh dari buku-buku. Lalu saya kembangkan.
T: Dalam pementasan ini anda juga menampilkan komik.
J: Memang. Dan untuk menampilkannya harus ada tragik. Unsur
komik saja tentu tak cukup. Maka saya masukkan pula unsur lawak.
Ingat, kalau kita ingin membuat komedi tanpa ada tragedi, itu
bukan komedi namanya.
T: Tapi juga ada sindiran, kritik terhadap situasi masa kini.
J: Lho, kalau tak bikin kritik lalu untuk apa? Tanpa kritik
penonton hanya akan tertawa kosong saja tanpa arti. Manusia itu
kan punya 'kegilaan-kegilaan' yang benar-benar bisa bikin dia
'gila'. Anda lihat saja adegan Harry pada babak II dan III.
Kalau memuji-muji, 'kan tidak mengenai sasaran?
T: Bagaimana drama yang bagus menurut anda?
J: Harus menarik, ceritanya bagus, mengandung kritik, ada
filosofinya punya bentuk baik, punya nilai seni dan teknik
pementasannya tak mengecewakan.
T: Anda tahu atau barangkali gemar akting?
J: Tidak. Kalau pun saya latihan atau bermain, hanya untuk
disiplin tubuh. Saya tak tahu akting.
T: Apa rencana anda sekarang?
J: Belum tahu. Visa saya berlaku 3 tahun dan sekarang tinggal 1
tahun 4 bulan. Saya ada niat ke Jepang mempelajari topeng. Tapi
kalau bisa, saya akan memperpanjang visa dulu. Kembali pada
persoalan kita tadi: dalam kehidupan modern sekarang ini, orang
bisa menjadi 'gila' dan tidak mengenal lagi dirinya sendiri. Di
Yogya misalnya, banyak orang meninggalkan desanya. Akibatnya tak
sedikit kebudayaan Jawa yang kini mulai luntur. Ini semua saya
gambarkan- dalam pementasan saya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini