Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bahr Bakal Bantu

Kekurangan biaya proyek krakatau steel $ 450 juta disanggupi jerman barat dalam bentuk kredit ekspor setelah kunjungan egon bahr di jakarta. jumlah serta waktunya akan jelas seusai sidang iggi. (eb)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EGON Bahr. Menteri Kerjasama Ekonomi Luar Negeri Jerman Barat punya kesibukan yang lebih dari biasa,sepulang dari sidang ADB di Jakarta awal Mei lalu. " Dia mulai siap-siap ikut kampanye Pemilu" kata seorang pembantu dekatnya. Tapi di tengah kesibukannya untuk tampil sebagai calon PM dalam Pemilu di bulan Nopember nanti, Menteri Egon Bahr rupanya berhasil menggolkan pesan Presiden Soeharto. Yakni agar pemerintah Jerman bersama perusahaan raksasa yang terlibat dalam penyelesaian proyek Krakatau Steel -- seperti Siemens, Klockner dan Ferrostahl -- mengatasi kesulitan pembiayaan calon pabrik baja itu. Sekalipun team Menteri Sumarlin sudah berhasil menekan nilai kontrak Krakatau Steel dari $ AS 2,5 milyar menjadi $ 1.1 milyar, toh proyek raksasa di Cilegon itu masih mengidap kesulitan keuangan. Maunya Pemerintah agar kekurangan biaya yang kabarnya jatuh di seputar $ AS 450 juta (sekitar DM 1,2 milyar) diperoleh dari sumber-sumber Jerman Barat. Apakah jumlah sebesar itu seluruhnya sudah disepakati Jerman Barat' Dubes RI Letjen Ahmad Tirtosudiro belum bersedia menjawabnnya. Tapi kepada Fikri Jufri dari TEMPO yang menemuinya di Bonn. Dubes Tirtosudiro ada mengemukakan bahwa pinjaman untuk Krakatau Steel itu akan berupa kredit eksp (buyer's credit). Yang masih menjadi pertanyaan bagi sang Dubes adalah: apakah penyaluran kredit untuk Krakatau Steel itu akan mengurangi kredit ekspor yang sudah disediakan bagi proyek-proyek lainnya? Ariwibowo Mungkin saja. Meuurut pembantu dekat Menteri Bahr, komitmen kredit ekspor dari kelompok bank-bank di Jerman bagi proyek-proyek di Indonesia tahun ini memang mencapai sekitar $ 450-an juta. Maka bukan mustahil kredit yang nantinya akan disalurkan ke Krakatau Steel itu akan membuat proyek-proyek lain terpaksa harus ikat pinggang dulu. Tapi yang jelas, penyaluran kredit ekspor yang kabarnya akan dilakukan bertahap itu,mengandung bunga yang sama dengan bantuan dari kelompok Morgan Trust di London Yakni kira-kira jatuh di seputar 8 1/2% setahun. Sedang jangka waktupengembalian di perkirakan antara 9 sampai 12 tahun. "Taruhlah 10 tahun", kata sumber itu. Nah, kesediaan Jerman Barat untuk memberi kredit itu agaknya bisa melegakan ir Ariwibowo Dirut PT Krakatau Steel. Sebab berbeda dengan zaman Marjuni Warganegara yang terkenal borosnya, PT Krakatau Steel tak lagi dibolehkan mencari dana-dana sendiri dari luar negeri. "Semua usaha mencari tambahan kredit kini langsung diurus Pemerintah", kata Ariwibowo pada TEMPO dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu. Namun begitu seorang pejabat lain beranggapan bahwa mau tak mau fihak swasta Jerman yang langsung terlibat itu toh harus membantu. Sekalipun rencana produksi baja Krakatau Steel sudah dikembalikan pada tingkat semula yang 500 ribu ton setahun, toh ada satu bagian dari proyek itu yang dipandang sudah terlanjur perlu meneruskan rencana produksi sebanyak 2 juta ton. Yakni bagian pembuatan besi batangan (ingot) dari calon pabrik baja yang menyeluruh itu (integrated steel plant). Dari hasihlya kelak, sebanyak 1/2 juta ton akan dipakai dalam negeri. Sedang yang 1 1/2 juta ton lagi rencananya akan diekspor ke luar negeri. Mengapa bagian produksi yang satu ini tak bisa lagi dikutak-kutik' Ini adalah akibat PLTU bikinan siemens yang sebelum pecahnya krisis Krakatau Steel sudah terlanjur mulai membangun 5 generator uap yang masing-masing berkapasitas 80 MW. Mungkin pertimbangan itulah yang membuat diplomasi Bahr lebih cepat membuat itu swasta Jerman manggut-manggut. Namun begitu sebuah sumber yang dekat dengan Krakatau Steel masih menyangsikan adakah kredit yang dibutuhkan itu akan bisa terealisir dalam waktu dekat. Begitu pula jumlahnya yang diperkirakan meliputi $ AS 480 juta. Menurut sumber tersebut, sebuah team dari Jerman Barat yang dua pekan lalu melakukan perundingan di Jakarta memang ada menyebutkan keinginan memberikan kredit. "Tapi jumlah yang mereka lemparkan baru mencapai sekitar DM 450 juta", katanya. Dengan kata lain baru meliputi $AS 180 juta. Mungkin itu sebabnya sebuah team dari Indonesia yang dipimpin ir Ariwibowo siap bertolak ke Jerman sebelum berlangsungnya sidang IGGI 7 Juni mendatang. Seberapa jauh Ariwibowo akan berhasil membujuk fihak Jerman agaknya baru hisa terungkapkan seusai sidang IGGI di Amsterdam .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus