Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BARA KONFLIK di Timur Tengah makin panas. Tatkala perang Hamas-Israel belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, ketegangan baru muncul: perang Iran-Israel. Iran mengirim 300 pesawat nirawak dan peluru kendali ke Israel pada 14 April 2024. Serangan Iran itu merupakan balasan atas penyerbuan kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan dua jenderal Garda Revolusi Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah negara khawatir terhadap dampak ekonomi akibat pertikaian Israel-Iran, termasuk Indonesia. Harga minyak mentah diperkirakan melonjak jika terjadi gejolak di Selat Hormuz di wilayah Iran. Selat itu merupakan jalur pelayaran penting untuk pengiriman minyak bumi. "Jika harga minyak naik, dampak terhadap perekonomian sangat besar," kata Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mencegah eskalasi konflik meningkat, Retno mengontak Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan menteri luar negeri dari negara sekutu Israel. Dia meminta semua pihak menahan diri dan mengingatkan agar tak mengabaikan nasib warga Palestina di Jalur Gaza akibat perang Hamas-Israel.
Retno menerima wartawan Tempo, Raymundus Rikang dan Yosea Arga Pramudita, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, pada Kamis, 18 April 2024. Ia juga menjelaskan rencana normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel. "Kabar itu sengaja diembuskan oleh pihak tertentu karena posisi Indonesia sangat strategis," ujar diplomat asal Semarang, Jawa Tengah, tersebut.
Bagaimana kondisi terbaru di Timur Tengah setelah terjadi konflik Iran dan Israel?
Situasinya sangat cair. Kita harus melihat rentetan kejadian sejak 1 April 2024, ketika Israel menyerang kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Fasilitas diplomatik itu merupakan wilayah teritorial yang harus dihormati semua negara. Sejarah ketegangan dua negara itu sudah berlangsung cukup lama. Ini pertama kalinya Iran dan Israel berkontak langsung karena yang terjadi sebelumnya adalah perang proksi.
Ada peluang konflik makin meningkat?
Bisa saja. Pada titik itulah kita semua cepat-cepat berusaha agar terjadi deeskalasi. Idealnya penurunan intensitas konflik terjadi, tapi perlu kerja keras dan komitmen semua pihak.
Bagaimana diplomasi Anda untuk meredamnya?
Saya mengontak Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan sejumlah menteri luar negeri dari beberapa negara di Timur Tengah. Saya juga menghubungi Menteri Luar Negeri Hungaria dan Amerika Serikat karena mereka adalah mitra dekat Israel. Kami berbicara dengan negara sahabat Israel agar Israel menahan diri.
Dari komunikasi Anda dengan Hossein, apa alasan Teheran menyerang Israel?
Setelah serangan ke kantor konsulat di Damaskus, Iran bersurat kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun tak ada tanggapan. Menurut penjelasan Menteri Luar Negeri Iran, serangan itu sengaja dilakukan secara limited, tidak ke fasilitas sipil, karena tak mau ada korban jiwa. Karena itu, sasarannya adalah fasilitas militer. Menteri Luar Negeri Iran mengatakan tak ada niat melanjutkan serangan.
Kenapa PBB tak merespons Iran?
Saya juga mempertanyakan kenapa Dewan Keamanan PBB tak mau membahas surat Iran soal serangan di Damaskus. Namun, saat Iran menyerang, Israel meminta Dewan Keamanan PBB mendiskusikan persoalan itu dan dilakukan. Dewan Keamanan PBB yang bertugas menjaga perdamaian semestinya menjalankan tugas dengan fair. Keadilan diperlukan karena mereka punya tanggung jawab luar biasa.
Bukankah imparsialitas Dewan Keamanan PBB sudah lama diragukan? Salah satu alasannya adalah kehadiran negara-negara adikuasa sebagai anggota tetap.
Negara adikuasa itu akan terus memiliki peran. Jika ingin konsisten, ayo, jangan menerapkan standar ganda. Mereka berbicara masalah human rights, tapi bagaimana dengan nasib Palestina? Penghormatan terhadap kemanusiaan di Palestina harus sama. Kenapa mereka tenang-tenang saja ketika puluhan ribu warga Palestina meninggal? Tak boleh begitu.
Anda juga sudah berkomunikasi dengan Amerika, sekutu dekat Israel. Apa isi pembicaraannya?
Mereka menyatakan tak akan mendukung jika Israel melancarkan serangan balasan.
Apakah komitmen mereka bisa dipegang?
Amerika sudah berkomitmen tak akan membantu. Namun apakah Israel akan mendengarkan sekalipun Amerika tak membantu mereka? Itu berpulang juga kepada Iran serta proksi-proksinya. Karena itu, masih banyak ketidakpastian dalam situasi di Timur Tengah ini.
Israel merespons dengan tetap mengirim serangan balasan ke fasilitas pertahanan Iran. Apa respons Anda?
Saya berkomunikasi dengan sejumlah menteri luar negeri setelah kejadian itu dan semua tak menginginkan terjadinya eskalasi. Eskalasi besar-besaran memang belum terjadi, tapi tetap harus waspada. Di sisi lain, Amerika justru menambah bantuan militer kepada Israel. Semua situasi ini tak mendukung stabilitas dan perdamaian di kawasan itu.
Amerika tak serius mencegah peningkatan tensi di Timur Tengah?
Kita tahu mereka berusaha keras. Namun apakah pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mau mendengarkan Amerika? Amerika beberapa kali berusaha berbicara dengan Israel ihwal situasi di Jalur Gaza, tapi belum terlihat hasilnya. Kita juga melihat perubahan posisi Amerika dalam resolusi Dewan Keamanan PBB. Dalam Resolusi Dewan Keamanan Nomor 2728 soal situasi Palestina, Amerika abstain sehingga resolusi bisa diadopsi. Langkah itu membuat Israel tak happy.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pernyataan Indonesia pada debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang bertajuk “Situasi di Timur Tengah, termasuk Masalah Palestina” yang digelar di New York, 23 Januari 2024/Antara/Yashinta Difa
Apakah perubahan sikap Amerika itu berkaitan dengan situasi politik dalam negeri mereka: pencalonan Joe Biden untuk periode kedua dan terbelahnya sikap masyarakat Amerika soal Palestina?
Itu urusan dalam negeri Amerika. Saya tak ingin berkomentar lebih jauh.
Ada peluang sekutu Iran, seperti Cina, ikut memanaskan situasi?
Saya sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Jakarta. Kami yakin Republik Rakyat Tiongkok akan menggunakan pengaruhnya agar tak terjadi eskalasi di Timur Tengah. Hubungan ekonomi Iran dengan Cina cukup dekat sehingga aspek ini akan terkena imbas jika terjadi perang. Posisi Indonesia dan Cina juga sama soal isu Palestina, yakni mendukung gencatan senjata dan keanggotaan penuh di PBB.
Apakah serangan balasan Israel ke Iran menandakan jalur diplomasi tak ampuh mencegah konflik?
Kami tak melihat niat Israel menghormati hukum internasional sejak awal. Israel selalu menonjolkan hak keamanan mereka. Konsistensi pelanggaran terhadap hukum internasional oleh Israel merupakan cerminan bahwa mereka tak berkomitmen menciptakan perdamaian kawasan.
Apa dampak terburuk konflik Iran-Israel yang sudah Anda hitung?
Korban jiwa pasti ada jika terjadi perang terbuka. Tak ada cerita perang yang membahagiakan. Sejarah memberikan pelajaran bahwa kita tak pernah bisa menjawab kapan perang akan selesai pada hari pertama perang itu dimulai. Lihatlah Gaza dan Ukraina. Kami juga khawatir akan dampak ekonomi.
Retno Lestari Priansari Marsudi
Tempat dan tanggal lahir:
Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962
Pendidikan:
- Sarjana hubungan internasional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
- Master hukum Uni Eropa De Haagse Hogeschool, Belanda
Jabatan publik:
- Menteri Luar Negeri (2014-2024)
- Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda (2012-2014)
- Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (2008-2012)
- Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Islandia (2005-2008)
Laporan harta kekayaan:
- Rp 32 miliar (2022)
Seberapa dalam efek ekonomi konflik Timur Tengah terhadap Indonesia?
Selat Hormuz yang berada di wilayah Iran merupakan jalur perdagangan penting, khususnya minyak dan gas. Jika perdagangan minyak terganggu, kita harus langsung melihat buku neraca. Asumsi harga minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sekitar US$ 80 per barel. Jika harga minyak itu naik sampai US$ 100 per barel, dampaknya terhadap keuangan kita sangat besar.
Bagaimana pemerintah memitigasi risiko itu?
Presiden sudah menggelar rapat bersama menteri di bidang ekonomi dan Gubernur Bank Indonesia. Semua indikator dan angka sudah dipaparkan. Presiden berpesan agar kita harus selalu waspada dan terus mengkalkulasi. Salah satu faktor yang menguntungkan adalah fondasi makroekonomi kita masih cukup kuat.
Sudah sampai mengkalkulasi dampak paling dalam bagi ekonomi kita?
Kementerian Keuangan sudah punya hitungan jika harga minyak menembus US$ 120 per barel. Kami melihat dampak paling jelas terhadap harga minyak dunia. Indonesia melakukan upaya seperti yang dikerjakan negara lain, kepala pemerintahannya duduk bersama menteri untuk berhitung. Kondisi perekonomian dunia ini naik-turun. Ada pandemi Covid-19, lalu disusul perang di Ukraina. Ukraina belum selesai, ada Gaza, kemudian Iran-Israel. Bertubi-tubi sekali.
Bagaimana cara menyelamatkan warga Indonesia di wilayah konflik Iran-Israel?
Standard operating procedure kita berjalan. Kedutaan Indonesia di Yordania memantau warga kita yang berada di Israel dan statusnya siaga I. Sedangkan kedutaan di Iran menerapkan siaga II. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia sudah berkoordinasi dengan perwakilan kita di Mesir, Libanon, dan Irak. Travel advisory sudah dikeluarkan. Apa yang harus dilakukan dalam situasi genting sudah diberi tahu.
Apakah mereka sudah berada di zona aman?
Ada 376 warga kita di Iran, sebagian besar pelajar. Sedangkan di Israel ada sekitar 130 orang yang berziarah. Karena itu, kami mengeluarkan travel advisory dengan harapan, jika tak ada hal mendesak, tolong tunda dulu kunjungannya. Pemerintah memang tak bisa melarang warga bepergian. Namun pemerintah wajib memberikan advis kepada mereka.
Sejauh mana konflik Iran-Israel mempengaruhi situasi di Gaza?
Saya sampaikan kepada kolega saya, yakni para menteri luar negeri, bahwa jangan sampai persoalan Iran dan Israel mendistraksi kita dari isu Palestina serta situasi di Gaza. Kondisi Gaza sudah berlangsung enam bulan dan belum terselesaikan. Korban jiwa terus berjatuhan. Pengiriman bantuan kemanusiaan juga mendapat hambatan untuk masuk ke Gaza. Perhatian terhadap Gaza harus tetap ada.
Benarkah serangan Israel ke Iran merupakan upaya pengalihan perhatian dunia terhadap situasi di Gaza?
Saya tak berani menjawab secara hipotetis. Namun saya mengingatkan bahwa kemunculan masalah baru jangan sampai mengabaikan akar masalah. Jika kita ingin melihat Timur Tengah yang stabil, penyelesaian masalah Palestina harus dilakukan secara adil. Keamanan kawasan adalah keamanan kolektif—kondisi yang harus dinikmati bangsa lain, termasuk Palestina. Keamanan Israel tak akan terjamin jika isu Palestina tak diselesaikan secara adil.
Bagaimana progres dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina?
Sekarang sedang dibahas keanggotaan penuh Palestina di PBB. Indonesia berada di barisan depan untuk mendukung upaya itu. Masalah keanggotaan ini penting sekali karena, ketika Palestina sudah resmi menjadi anggota penuh PBB, posisi mereka akan setara. Derajatnya akan sama jika ada forum negosiasi.
Di tengah dukungan Indonesia kepada Palestina, beredar kabar soal upaya menormalisasi hubungan Jakarta dengan Tel Aviv dalam hal keanggotaan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)?
Kabar itu sengaja diembuskan oleh pihak-pihak tertentu. Posisi Indonesia sangat jelas, tak ada niat membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Apalagi situasi di Gaza sedang tak kondusif. Apakah masuk akal di tengah kondisi di Jalur Gaza saat ini kita membuka hubungan dengan Israel? Seperti apa reaksi masyarakat?
Tapi kita menjalin hubungan dagang dengan Israel meski tak punya jalur diplomatik.
Jumlahnya tak signifikan. Hubungan ekonomi tak ada yang melarang. Indonesia juga tak punya hubungan diplomatik dengan Taiwan, tapi menjalin relasi perdagangan.
Apa sikap Presiden Joko Widodo soal kabar normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel?
Presiden Jokowi masih kokoh mendukung Palestina. Kita mendapat penghormatan dari dunia internasional karena punya prinsip dalam melaksanakan kebijakan politik luar negeri. Kita tak mudah ditekan. Bayangkan jika politik luar negeri kita transaksional belaka, pasti tak akan dihormati.
Mungkin saja normalisasi itu terjadi di pemerintahan yang akan datang. Sebab, media Israel memberitakan Prabowo Subianto pernah menjalin komunikasi dengan pejabat Israel.
Saya tak punya hak berbicara mengenai pemerintahan yang akan datang. Tapi saya yakin dan berharap prinsip dasar politik luar negeri kita akan dilanjutkan.
(Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebutkan informasi soal kontak antara Prabowo dan pihak Israel adalah propaganda asing. Menurut Dahnil, Prabowo tak punya niat menormalisasi hubungan Jakarta dengan Tel Aviv. "Sikap Indonesia mendukung Palestina merdeka," ujarnya melalui pesan WhatsApp pada Rabu, 24 April 2024.)
Pemerintahan Jokowi akan selesai pada Oktober 2024. Apa rencana Anda setelah ini?
Pensiun. Saya sudah sepuluh tahun membantu pemerintahan. Saya berdinas di Kementerian Luar Negeri sejak 1985, artinya hampir 40 tahun. Ada waktu untuk memulai dan ada pula waktu untuk berhenti.
Ada kritik terhadap gaya diplomasi Jokowi yang terkesan seremonial, tapi tak berdampak. Salah satunya adalah lawatan ke Ukraina di tengah perang. Bagaimana tanggapan Anda?
Tidak begitu. Saya menegaskan bahwa itu bukan kegiatan seremonial belaka. Tampak di televisi begitu saja. Dalam sidang G20 di Bali, misalnya, Presiden duduk, memimpin rapat, dan mengadopsi deklarasi. Itu yang muncul di publik. Tapi di balik itu ada emergency meeting, negosiasi, dan lobi. Dapur yang tak keruan itu tak mungkin dimunculkan ke media. Yang dilakukan Presiden bukan sekadar kegiatan seremonial.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Tak Ada Niat Membuka Hubungan Diplomatik dengan Israel".