Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Erick Thohir memerintahkan PT Indofarma dan PT Kimia Farma menggenjot produksi ivermectin dan mengedarkannya sebagai obat terapi Covid-19.
Kementerian BUMN mengalihkan beberapa perusahaan pelat merah memproduksi oksigen medis bagi pasien Covid-19.
Garuda Indonesia akan berfokus ke penerbangan domestik sampai 4-5 tahun ke depan.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengerahkan beberapa perusahaan negara untuk mengatasi kelangkaan tabung oksigen medis bagi pasien Covid-19. Ia menugaskan Pertamina, Perusahaan Gas Negara, Krakatau Steel, hingga Perusahaan Listrik Negara membantu pemenuhan pasokan oksigen medis di beberapa rumah sakit rujukan. “Mau tidak mau kami mengalihkan beberapa BUMN untuk produksi oksigen,” kata Erick, 50 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di rumah dinasnya, Selasa malam, 6 Juli lalu.
Tingginya lonjakan angka kasus infeksi Covid-19 di Jawa dalam beberapa hari terakhir membuat kebutuhan oksigen naik tajam. Di tempat-tempat pengisian ulang oksigen, masyarakat antre membawa tabung oksigen. Bahkan ada pasien Covid-19 di Mojokerto, Jawa Timur, yang ikut mengantre membeli oksigen setelah beberapa rumah sakit menolaknya karena tak ada kamar kosong. Kelangkaan pasokan membuat harga oksigen medis melambung.
Erick juga turun tangan menjaga ketersediaan obat-obatan untuk terapi Covid-19. Salah satunya ivermectin, pembasmi infeksi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan yang akhir-akhir ini makin sulit dicari. Ivermectin banyak diburu karena mujarab menyembuhkan pasien corona. Erick memerintahkan dua badan usaha milik negara sektor farmssi, PT Indofarma dan PT Kimia Farma, menggenjot produksi obat cacing itu dan mengedarkannya sebagai obat terapi Covid-19.
Kepada Budi Setyarso dari Tempo, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini juga bercerita ikut berburu vaksin hingga mengatasi persoalan oksigen dan obat. Erick juga menjelaskan krisis maskapai Garuda Indonesia, polemik komisaris BUMN dari kalangan relawan Jokowi, hubungannya dengan Presiden, hingga peluangnya menjadi calon presiden pada 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo