Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

3 Siswa MTsN 19 Jakarta Meninggal, KPAI: Perlu SOP Penanganan Bencana di Sekolah

KPAI menilai perlunya ada SOP penanganan bencana di sekolah setelah tembok ambruk mengakibatkan 3 siswa MTsN 19 Jakarta roboh.

7 Oktober 2022 | 09.43 WIB

Kondisi MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak setelah diterjang banjir hingga tembok roboh pada Kamis 6 Oktober 2022. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Kondisi MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak setelah diterjang banjir hingga tembok roboh pada Kamis 6 Oktober 2022. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI Retno Listyarti mengatakan perlunya standar operasional prosedur atau SOP di sekolah saat terjadi bencana. Menurutnya penting, mengingat kemarin tembok yang roboh mengakibatkan 3 siswa MTsN 19 Jakarta di Pondok Labu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Oleh karena itu, penting ada SOP penanganan saat bencana terjadi, misalnya banjir, maka SOP-nya ada evakuasi anak-anak harus naik ke lantai dua atau tiga semuanya dan tidak ada yang boleh di lantai satu, apalagi di halaman sekolah bermain hujan karena akan sangat berisiko pada keselamatannya. Bisa ada petir, terseret air atau ketimpa tembok sekolah seperti kejadian ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Retno menuturkan peserta didik dan guru berpotensi menjadi korban saat bencana alam terjadi pada waktu jam pelajaran sekolah. Alasannya karena saat itu warga sekolah sedang ramai dan diperkirakan bisa ratusan orang yang berada di tempat.

Maka dari itu menurutnya perlu adanya SOP bencana pada sekolah, terutama yang lokasinya dekat sungai. Prosedur yang dibuat pun mesti wajib dilatih atau dipraktikan oleh warga sekolah saat bencana terjadi untuk penyelamatan.

“Selain itu, sekolah wajib memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana. Misalnya ketika gempa bumi, maka anak-anak dievakuasi keluar ruangan, namun ketika banjir terjadi, sebelum ada pertolongan karena hujan deras masih berlangsung, maka warga sekolah harus dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi,” katanya.

KPAI apresiasi semua pihak yang evakuasi korban

Atas peristiwa yang terjadi kemarin sekitar pukul 14.50 WIB, Retno mengapresiasi semua pihak yang membantu untuk mengevakuasi korban atau seluruh warga sekolah saat di lokasi. Sebagai Komisioner KPAI, Retno menyampaikan keprihatinan atas peristiwa itu.

Dia juga mendorong kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi DKI Jakarta untuk asesmen psikologi pada korban selamat serta bimbingan psikososial kepada pendidik dan peserta didik. Kemudian agar Kementerian Agama segera memperbaiki kondisi madrasah agar peserta didik bisa mengikuti pembelajaran tatap muka lagi.

Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta mencatatat korban yang meninggal dunia adalah Dicka Safa Ghifari (laki-laki 13 tahun), Muh. Adnan Efendi (laki-laki 13 tahun), dan Dendis Al Latif (laki-laki 13 tahun).

Lalu korban luka-luka yang diketahui adalah Adisya Daffa Allutfi (laki-laki 13 tahun), Nabila Ika Fatimah (perempuan 15 tahun), dan Nirjirah Desnauli (perempuan 14 tahun). Personel gabungan dari TRC BPBD, Dinas Gulkarmat, Dinas SDA, Tagana Dinsos, Basarnas, TNI dan Polri mulai menguras air untuk membersihkan puing-puing reruntuhan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus