Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta masyarakat untuk menggunakan obat dengan sediaan tablet dan suppositoria (melalui dubur) untuk mengantisipasi gagal ginjal akut anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Suppositoria bisa diberikan misalnya demam tinggi, prinsipnya yang ditunda berbentuk sirup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Dwi Oktavia di Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, obat suppositoria digunakan apabila anak mengalami demam tinggi yang lebih cepat menurunkan demam.
Dia menjelaskan, surat edaran dari Kementerian Kesehatan terkait obat sirup yang penggunaannya dihentikan sementara, berlaku untuk semua termasuk penjualan obat bebas di apotek.
Selain dengan obat dan suppositoria, ia meminta orang tua untuk memberikan kompres kepada anak untuk menurunkan demam dan memastikan kecukupan air.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI)
Saat ini, Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Di Jakarta, Dinas Kesehatan DKI mendata ada 71 kasus gangguan ginjal akut pada anak berusia mayoritas di bawah enam tahun sejak Januari hingga 19 Oktober 2022.
Sedangkan jumlah meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut itu mencapai 40 orang yang ditangani fasilitas medis di Jakarta.
Baca: Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta Bertambah Jadi 49, Masyarakat Bisa Periksa Gratis di Puskesmas
Gagal ginjal aku anak terdeteksi di Kalideres dan Cengkareng
Pemprov DKI Jakarta melalui Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat terus memantau perkembangan kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua terus dilakukan.
"Setiap ada kasus, kami langsung lakukan penanganan sekaligus pemantauan untuk mengetahui penyebabnya," kata Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.
Dari hasil survei yang dilakukan, kata Erizon Safari, terdeteksi adanya kasus gagal ginjal akut misterius di wilayah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng.
Menurutnya, anak-anak yang terdiagnosa mengalami gejala gangguan ginjal sudah ditangani dokter. Gangguan ginjal ini banyak penyebabnya yang salah satunya adalah Leptospirosis.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, babi, dan anjing. "Kami imbau orang tua untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di musim penghujan seperti ini," ujarnya.
Ia berharap, upaya yang dilakukan pihaknya dapat mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit tersebut. "Harapan saya anak-anak di Jakarta Barat semua sehat," ucap Erizon.
Sebelumnya, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan jumlah kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah dari 42 menjadi 49 kasus. Untuk mencegah kasus gagal ginjal akut bertambah, masyarakat bisa memeriksakan diri ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Jakarta secara gratis.
DKI Jakarta memiliki 44 puskesmas tingkat kecamatan dan 301 puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas memiliki fasilitas pemeriksaan awal lengkap, bisa Covid-19, demam berdarah, hingga tifus dan semuanya gratis.
"Puskesmas, bisa diakses gratis dan layanan sudah lengkap," kata Ngabila dalam diskusi di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022, seperti dikutip Antara.
Ngabila mengatakan, meski kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah, kasus meninggal tidak bertambah. "Tidak ada penambahan kematian pada balita dan anak, baik itu kematian diagnosis secara umum maupun gagal ginjal akut," ujarnya.
Ngabila menganjurkan masyarakat segera periksa ulang ke dokter atau fasilitas kesehatan apabila kondisi anak di bawah usia 6 tahun tidak mengalami perbaikan setelah mengalami demam, batuk, pilek, gangguan pencernaan, muntah dan mual selama dua hingga tiga hari.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.