Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Puluhan ular kobra yang ditemukan dan meneror warga di Perumahan Royal Citayam Desa Susukan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor diduga berasal dari lahan perkebunan tak terurus di sekitar perumahan itu. Permukiman warga memang berada di tengah-tengah kebun tidak terurus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Desa Susukan, Muftiardi mengatakan asal muasal kebun itu awalnya masuk site plan perumahan tersebut. Namun entah apa alasannya pengembang tidak jadi membebaskan lahan tersebut. Bahkan keberadaan pengembang kini tidak diketahui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kabur sudah lama, bahkan mereka pun nunggak pajaknya," kata Mufti di kantor Desa Susukan, Senin, 9 Desember 2019.
Mufti mengatakan warga setempat pun jadi korban pengembang perumahan tersebut karena waktu awal pembangunan kurang lebih 7 tahun silam itu warga diberi harapan dengan dijanjikan akan dibebaskan lahannya untuk keperluan perluasan perumahaan.
Namun hingga kini, pembebasan tidak pernah dilakukan. Sedangkan posisi tanah warga tersebut ada di belakang komplek itu. "Kasihan juga warga. Mungkin karena PHP itu, warga tidak mau urus lahan kebunnya," kata Mufti.
Mufti juga mengatakan kebanyakan tanah yang ada di wilayah itu hanya sedikit yang merupakan warga Desa Susukan. Lahan lebih banyak dimiliki oleh orang luar Bogor.
Lalu, menurut Mufti, si pemilik yang dari luar tersebut memberdayakan masyarakat di wilayahnya, untuk mengurus atau mengelola lahannya. Ia sendiri bingung saat ini kebun itu mau dijadikan permukiman atau perkebunan. "Nanti pihak Desa akan memanggil semuanya, termasuk para pengurus kebun atau lahan itu," ujarnya.
Salah satu Ketua RT setempat, Irwan Ramadhan mengatakan memang betul perumahan tempat kediamannya itu berada di tengah perkebunan. Namun dia menyebut perkebunan itu milik warga dan tidak masuk ke area Royal Citayam Residence. Bahkan Irwan menyebut datangnya ular kobra tersebut berasal dari kebun yang diduga tidak terurus karena banyak tumpukan sampah dan semak belukar. "Rumputnya juga tinggi-tinggi. Kan lama enggak keurus," kata dia.
Sementara itu, Ketua Komunitas Reptil Action Rizki Maulana mengatakan hewan melata apapun termasuk jenis ular memang biasanya berhabitat di tempat seperti perkebunan. Tempat yang lembab seperti itu biasanya dijadikan tempat kawin dan beranak ular. Sehingga dengan kejadian teror kobra di Royal Citayam, Rizki menyebut salah satu tempat yang disinyalir awalnya ular kobra tersebut ialah perkebunan itu. "Saya sudah kasih pemahaman kepada warga untuk gotong royong membersihkan kebun itu," ujarnya.