Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Camat Periuk Kota Tangerang Sumardi
mengatakan berbagai upaya untuk mengatasi banjir Periuk. Bahkan kata dia, upaya sudah dilakukan sebelum banjir melanda pada awal Januari dan Februari 2020 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah melakukan pengerukan, normalisasi bahkan membuat tanggul dan menyiapkan rumah pompa,"kata Sumardi Rabu 5 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun upaya itu tidak membuahkan hasil, nyatanya selama empat hari banjir sulit surut, dan baru pada hari kelima air menyusut. "Ya karena pemukiman di Periuk ini lebih rendah dari Sungai Ledug yang lokasinya tak jauh dari Situ Gelam,"kata Sumardi.
Jadi begitu Sungai Ledug meluap kemudian tanggul jebol otomatis air tumpah membanjiri pemukiman penduduk. "Kemarin pintu air tidak berfungsi karena terendam, sekarang bisa difungsikan air dialirkan ke Sungai Sarakan," kata Sumardi.
Menurut dia, di musim kemarau Sungai Ledug yang melintasi Periuk itu berada di atas satu meter di atas perumahan penduduk. Kondisi ini jika musim penghujan otomatis meluap, sungai tak mampu menampung air. "Kami berdoa agar intensitas hujan berkurang sehingga banjir makin surut," kata dia.
Sumardi memastikan banjir sudah surut di semua lokasi, rata-rata yang tidak begitu tinggi ada yang sudah kering. "Untuk yang dalam (-banjir) belum rata-rata turun sekitar 50 sentimeter. Kalau tidak hujan empat harian mungkin sudah kering semua," kata dia.
Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin sejak Selasa 4 Februari 2020 menyatakan mengambil langkah preventif dengan memutus sementara aliran listrik di lokasi - lokasi yang saat ini sedang tergenang banjir. "Supaya lebih aman dan tidak ada korban akibat aliran listrik," kata Sachrudin.