Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya ibu hamil mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat setelah hamil. Mereka mulai tidak merokok, menghindari alkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga. Padahal sebelum sembilan bulan masa kehamilan, menerapkan gaya hidup sehat itu penting demi kesehatan sang bayi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaya hidup Anda sebelum konsepsi juga memengaruhi perkembangan anak dan evolusi kehamilan. Menurut kelompok, ginekolog, dokter anak, dan bidan banyak perempuan menganggap remeh fakta tersebut. Menurut laporan DPA, bagi pasangan yang menantikan kehadiran bayi, organisasi pendukung berbasis keluarga di Jerman, Healthy Start, merekomendasikan pola makan dan gaya hidup sebelum dan sesudah kehamilan.
Wajar bagi perempuan dengan berat badan normal mengalami kenaikan berat badan mulai dari 10 hingga 17 kilogram saat hamil. Namun, bagi perempuan dengan kelebihan berat badan atau obesitas sebel, bagaimanapun, disarankan tidak mengalami berat badan lebih dari 10 kilogram ketika mengandung.
Ilustrasi wanita hamil dan jus jeruk. Shutterstock
Selain itu, penelitian terbaru juga menunjukkan apakah seorang anak nantinya akan menjadi obesitas tidak terlalu bergantung berapa banyak kenaikan berat badan Ibu selama hamil dan lebih banyak pada bobot awal. Ini juga memengaruhi harapan hidup keturunan selanjutnya. “Masa hidup anak menjadi pendek waktunya bila sang ibu mengalami obesitas pada awal kehamilan,” jelas Profesor Berthold Koletzko dari German Society of Pediatrics and Adolescent Medicine.
Perempuan yang hendak—atau bahkan tidak mengesampingkan memiliki—seorang anak mesti bercita-cita memiliki berat badan normal. Bagi perempuan gemuk, kehilangan sekitar lima persen dari berat badan awal dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mereka dan meningkatkan kesempatan untuk hamil.