Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Blusukan Menteri yang Menuai Kritik

Ketimbang blusukan, Risma disarankan membenahi data masyarakat miskin.

6 Januari 2021 | 00.00 WIB

Menteri Sosial Tri Rismaharini berdialog dengan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, 4 Januari 2021. kemensos.go.id
Perbesar
Menteri Sosial Tri Rismaharini berdialog dengan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, 4 Januari 2021. kemensos.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Sejak hari pertama bertugas sebagai Menteri Sosial, Selasa pekan lalu, blusukan menjadi salah satu agenda utama Tri Rismaharini.

  • Blusukan Risma berlanjut di hari-hari lain. Salah satunya, Risma menemukan sejumlah tunawisma di sekitar Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

  • Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyarankan Risma untuk tidak terlalu fokus blusukan di kawasan kumuh DKI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

JAKARTA— Sejak hari pertama bertugas sebagai Menteri Sosial, Selasa pekan lalu, blusukan menjadi salah satu agenda utama Tri Rismaharini. Lokasi pertama yang dituju mantan Wali Kota Surabaya ini adalah sejumlah wilayah kumuh di sekitar kantor Kementerian Sosial, seperti jembatan Kali Ciliwung dan di bawah jembatan layang Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.

Menteri Risma, didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat dan Inspektur Jenderal Dadang Iskandar, menuju kolong jembatan tempat sejumlah warganya menghuni. Lokasi yang dituju terletak antara RT 05 RW 03 dan RT 03 RW 05 yang berseberangan di antara Kali Ciliwung. Mereka tepat berada di bantaran Kali Ciliwung. Sesekali Risma melontarkan ajakan untuk pindah dari lokasi ini. "Mari Pak, kami ingin Bapak lebih baik," ujarnya.

 

Risma kemudian mengajak warga penghuni kolong jembatan untuk tinggal sementara di Balai Rehabilitasi Sosial milik Kementerian Sosial. Dalam waktu dekat, Risma mengatakan, pemerintah bakal membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang biaya sewanya terjangkau oleh mereka. “Yang paling penting, kami kasih pekerjaan, juga tempat tinggal yang layak,” kata politikus PDI Perjuangan itu seperti dikutip dari situs Kementerian Sosial, kemarin.

Sehari kemudian, Risma meninjau kondisi sejumlah warga penghuni bawah jalan tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara. Risma mengajak warga berbincang dan menjanjikan bantuan pelatihan usaha.

"Nanti ibu-ibu akan diajari usaha pecel lele. Nanti saya yang resmikan, biar ramai," ucap Risma.

 

Blusukan Risma berlanjut di hari-hari lain. Salah satunya, Risma menemukan sejumlah tunawisma di sekitar Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin lalu. Namun sejumlah kalangan menganggap cara kerja Risma menjaring tunawisma di Jakarta terlalu remeh untuk tugas seorang menteri.

 

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, membela tindakan yang dilakukan kader PDI Perjuangan itu. Risma, menurut Gembong, hanya ingin memastikan para tunawisma mendapat penanganan dan bantuan yang tepat dari pemerintah daerah. Gembong menilai hal yang wajar Kementerian Sosial turun tangan membantu menyelesaikan masalah di DKI Jakarta.

 

Gembong juga menyatakan blusukan yang dilakukan Risma termasuk memulangkan para tunawisma itu ke daerah asalnya. Upaya itu sekaligus untuk memastikan tunawisma tersebut tidak akan menjadi masalah baru bagi daerah asalnya. "Karena itu, Kementerian Sosial hadir menangani warga dengan masalah seperti ini," kata Gembong kepada Tempo, Senin lalu.

 

Risma sejatinya tidak hanya blusukan di sejumlah kawasan DKI Jakarta. Melihat laman Kementerian Sosial, Risma tercatat sudah melakukan kunjungan ke kota lain, seperti Ponorogo pada 27 Desember lalu dan Surabaya pada Sabtu pekan lalu.

 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga membela Risma. Menurut Hasto, blusukan merupakan karakter Risma yang memang kerap menemui masyarakat. "Karakter kepemimpinan Bu Risma, setiap kunjungan ke daerah itu turun dan menyapa rakyat, khususnya mereka yang miskin, yang terpinggirkan," ujarnya.

 

Menanggapi hal itu, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyarankan agar Risma tidak terlalu terfokus blusukan di kawasan kumuh DKI Jakarta. Sebab, masalah tersebut sejatinya bisa diselesaikan oleh pemerintah provinsi. “Harusnya Menteri Sosial fokusnya di seluruh Indonesia," kata Nirwono.

 

Ketimbang sibuk blusukan, Nirwono menyarankan Risma berfokus membenahi verifikasi data penduduk miskin dan penganggur secara akurat. Sebab, selama pandemi Covid-19 ini, potensi terjadi lonjakan jumlah penduduk miskin dan penganggur ikut naik. Dengan pencatatan yang baik, diharapkan bantuan tunai yang bakal diberikan pemerintah tepat sasaran.

 

Menurut dia, Risma juga punya pekerjaan rumah untuk memastikan peran ibu rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih di masa pandemi, yang membuat tugas ibu rumah tangga semakin berat, termasuk membantu anak belajar daring.

 

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Perangin Angin, mengutarakan bahwa beberapa tunawisma justru kembali memulung setelah mendapat pelatihan. Menurut Ngapuli, Dinas Sosial sudah memberikan sejumlah pelatihan kepada para tunawisma. Namun hasil pelatihan tersebut hanya berlangsung singkat. "Memang mentalitas mereka yang sulit diubah," kata Ngapuli, kemarin.

 

Ngapuli mengatakan kemudahan mencari duit dari jalanan Ibu Kota jadi alasan para tunawisma itu kembali turun ke jalan. Walhasil, ia pun menyarankan agar masyarakat tidak gampang memberikan bantuan kepada para tunawisma. Hal ini untuk membuat mereka tak mudah turun ke jalan. "Salurkan bantuan lewat lembaga yang dipercaya," kata Ngapuli.

 

Aksi blusukan Risma tak pelak menjadi sorotan. Sejumlah pengamat menduga langkah tersebut merupakan upaya Risma mempromosikan diri menuju kursi DKI 1. Sejauh ini, Risma memang kerap disebut-sebut bakal maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2022. Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, memprediksi diboyongnya Risma ke Jakarta adalah demi menghadapi Gubernur DKI Anies Baswedan dalam pemilihan gubernur mendatang. "Jika Anies tak nyapres (mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu 2024), lawannya akan Anies (di pemilihan Gubernur DKI). Namun, jika Anies nyapres, Risma akan punya lawan lain," kata Ujang, Jumat, 1 Januari lalu.

 

Nirwono juga menyarankan agar Risma segera membuktikan kerja dan terobosannya mengatasi masalah sosial, terutama di tengah pandemi Covid-19. Jika tidak, kata dia, blusukan itu akan diasumsikan sebagai persiapan menuju pilgub DKI. "Yang dibutuhkan sekarang adalah program terobosan yang dilakukan Risma, baik jangka pendek maupun menengahnya apa untuk mengatasi masalah sosial di Indonesia," kata Nirwono, Jumat, 1 Januari lalu.

 

IMAM HAMDI | LANIDIANA | BUDIARTI UTAMI PUTRI | INDRA WIJAYA

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus