Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cerita Hakim Saat Periksa Objek Perkara: Massa Datang Bawa Parang

Indriyani Nasir mengatakan keamanan menjadi salah satu yang disoroti hakim perempuan. Ia menceritakan pengalamannya berhadapan dengan massa yang membawa parang.

11 Oktober 2024 | 19.30 WIB

Hakim Pengadilan Agama Bulukumba, Indriyani Nasir (jas hujan merah muda), dalam pemeriksaan setempat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 2022. Saat memeriksa objek perkara, massa datang membawa parang. (Istimewa).
Perbesar
Hakim Pengadilan Agama Bulukumba, Indriyani Nasir (jas hujan merah muda), dalam pemeriksaan setempat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 2022. Saat memeriksa objek perkara, massa datang membawa parang. (Istimewa).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Pengadilan Agama Bulukumba di Sulawesi Selatan, Indriyani Nasir, mengatakan keamanan menjadi salah satu masalah yang disoroti oleh hakim perempuan. Ia pun menceritakan pengalamannya berhadapan dengan massa saat melakukan pemeriksaan setempat (descente).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indriyani menuturkan kejadian tersebut terjadi dua tahun silam. Ia dan tim harus memeriksa objek perkara di salah satu wilayah Kabupaten Bulukumba. "Mobil enggak bisa lagi jalan ke depan, harus jalan kaki masuk ke dalam," tuturnya saat mengunjungi kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis, 10 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Walhasil, mereka pun berjalan kaki dengan mengenakan jas hujan karena faktor cuaca. Hujan kemudian mereda saat Indriyani dan tim sampai di lokasi obyek perkara. "Pada saat periksa objek perkaranya, wah massa datang, itu bawa parang semua," kata Indriyani.

Beruntung, sebelum sampai lokasi, Indriyani menyebut sudah mendapatkan informasi bahwa ada potensi keributan. Sehingga pihaknya telah memanggil aparat keamanan.  "Jadi, udah diantisipasi sebelumnya," ucap Indriyani. "Kalau enggak, habis saya."

Ia menuturkan orang-orang di kampung tidak bisa diprediksi. "Jadi bawa parang itu ya mungkin buat dia 'saya enggak sedang mengancam, saya sedang lewat saja'."

Menurut Indriyani, massa yang datang membawa parang itu dapat beralibi demikian. "Tapi buat kami, melihat orang memegang senjata tajam di daerah seperti itu, kan merasa psikologi kami gimana ya," ujarnya. 

Indriyani menilai hal-hal seperti itu lumrah terjadi pada hakim. Tak heran, salah satu isu yang diangkat oleh Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) adalah masalah keamanan.

SHI menilai perlu adanya peraturan perlindungan jaminan keamanan bagi hakim. Menurut Solidaritas Hakim Indonesia, pengadil yang menjalankan tugas negara berhak mendapatkan perlindungan hukum dan keamanan. Dengan demikian, mereka dapat bertugas tanpa rasa takut atau terancam.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus