Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Para pengunjuk rasa meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui mereka terkait penolakan reklamasi Ancol di Pulau L dan K yang dinilai menyengsarakan nelayan. "Kalau Anies benar, maka datang temui kami di sini," kata salah satu dari mereka, Febrianes, 25 tahun, Selasa, 21 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka menilai Anies hanya mengucapkan janji manis ketika mencalonkan diri sebagai gubernur. "Kami di sini sampai malam, kalau Bapak Anies tidak menemui kami," ucap seorang orator yang mengenakan kemeja Pemuda Pancasila itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut demonstran, reklamasi itu turut menyengsarakan masyarakat kecil. Mereka mengaku menolak reklamasi dalam bentuk apa pun di lokasi Ancol. "Karena nelayan-nelayan di sana sudah kehilangan mata pencaharian," tutur anggota PMKRI Cabang Jakarta Pusat, Raymundus Yoseph Megu.
Puluhan demonstran yang tergabung dalam Kelompok Gerakan Mahasiswa Jakarta Bersatu ini terdiri dari delapan organisasi pemuda. "Kami menolak reklamasi Ancol pulau L dan K," kata seorang orator, Darius Prawiro.
Salah seorang orator, Darius menyesalkan pernyataan Anies Baswedan bahwa pengerukan di Ancol bukan reklamasi. Tapi perluasan daratan. "Anies memanfaatkan cara dia berkata-kata," ujar Darius. "Dia pikir kami enggak tahu."
Demonstrasi penolakan reklamasi Ancol itu berlangsung sejak pukul 16.00 di Balai Kota DKI Jakarta. Massa berunjuk rasa sembari menyanyikan "Indonesia Raya".
IHSAN RELIUBUN | MARTHA WARTA