Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan menyebut Ciputat sebagai kawasan dengan polusi udara terburuk di kota tersebut. Tingkat pencemaran udara tinggi karena wilayah ini merupakan daratan rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman mengatakan tingkat polusi udara di Ciputat terburuk sesuai kajian yang ada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari dulu Ciputat ya. Ciputat ini kalau hasil kajian memang padat penduduk. Kemudian elevasinya paling rendah, sehingga kalau angin dari arah mana pun berputer di tempat yang paling rendah," kata dia, Senin 14 Agustus 2023.
Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan akan terus mengantisipasi dan menanggulangi persoalan kualitas udara yang buruk di Ciputat.
"Yang penting program pemerintah selalu kita rencanakan dan jalankan. Kita selalu ada tolok ukurnya berupa indeks kualitas udara yang ditargetkan di dalam rencana pembangunan menengah daerah untuk mengontrol polusi udara," katanya.
Wahyu mengklaim kualitas udara di kota ini berangsur membaik setiap tahun. "Indeks kualitas udara kita selalu meningkat tahun ke tahun. Program kita untuk penambahan ruang terbuka hijau itu selalu berjalan," kata dia.
Kepala DLH Tangsel itu juga menyinggung program kampung iklim proklim. Dalam program itu pemerintah memberikan bibit pohon kepada masyarakat untuk terus meningkatkan penghijauan. "Membantu mengurangi polusi," ujarnya.
Dirinya berharap masyarakat bisa turut serta dalam mengurangi polusi udara Tangsel dengan mengurangi kendaraan pribadi. Menurut Wajyu, di negara maju sebetulnya yang diutamakan adalah pergerakan orang bukan pergerakan kendaraan.
"Kita mengurangi kendaraan pribadi itu mengurangi signifikan polusi udara," ujarnya.
Untuk mengurangi dampak buruk polusi udara pada kesehatan, dia berharap masyarakat bisa mengantisipasinya dengan menggunakan masker.
"Kalau ISPA ada saluran atas saluran pernapasan atas dan dalam, kalau sekedar saluran pernapasan atas, batuk bersin, polusi udara. Tapi kalau sampai menyebabkan bronkitis dan tenggorokan, paru paru, itu pasti ada penyebab lain, ada bakteri virus ada unsur unsur kimia di udara yang buruk," kata dia.
MUHAMMAD IQBAL
Pilihan Editor: Polisi Udara Kian Memburuk, Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Kembali Pakai Masker