Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menata sejumlah trotoar di Jakarta dengan mengusung konsep ramah terhadap seluruh kalangan masyarakat atau pengguna jalan (Complete Street).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Staf Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta, Danil Jakson di Jakarta, Selasa, 12 Juli 2022, mengatakan penataan trotoar untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada para pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya. “Sesuai instruksi Gubernur, meminta sekarang untuk mengutamakan pejalan kaki agar mereka merasa nyaman," kata Danil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak Pemprov DKI mengerahkan koordinator proyek untuk mengawasi pengerjaan penataan trotoar tersebut, agar pekerjaan rampung pada Agustus 2022. “Untuk menata trotoar, dibutuhkan 32 pekerja sipil dan 12 pekerja khusus pemasangan batu andesit serta dua alat berat," ujar Koordinator Proyek Mayu.
Lebih lanjut, Mayu menjelaskan dengan jumlah pekerja yang telah ditentukan proyek diharapkan dapat selesai sepanjang 200 meter setiap pekan.
Berdasarkan laman resmi Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta, tata trotoar di wilayah Jakarta Pusat meliputi Jalan Juanda sepanjang 1.000 meter, Jalan Pecenongan (1.100 meter,) Jalan Penataran (1.000 meter), dan Jalan Proklamasi (2.540 meter).
Konsep complete street merupakan rancangan trotoar yang memenuhi kebutuhan ruang untuk pejalan kaki, pesepeda, menambahkan ruang untuk transportasi umum dan fasilitas pendukungnya, juga penyediaan ruang untuk kendaraan pribadi serta sisa ruang yang dapat digunakan untuk parkir di jalan.
Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari konsep complete street dan jalan dapat diakses oleh semua pengguna, usia dan kemampuan.
Selain ruas jalan trotoar di Jakarta Pusat, penataan juga dilakukan pada sejumlah trotoar di kawasan Kebayoran Jakarta Selatan seperti Jalan Cikajang, Jalan Trunojoyo, Jalan Gunawarman, Jalan Pattimura, dan Jalan Sultan Hasanuddin.
Anies Baswedan jadikan trotoar ruang ketiga setelah rumah dan tempat kerja
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, pembangunan infrastruktur Ibu Kota dulu fokus untuk kendaraan pribadi dan transportasi publik. Sementara itu, fasilitas untuk pejalan kaki dinomortigakan. "Trotoarnya basa-basi, yang penting kelihatan ada trotoar," kata dia saat ceramah yang disiarkan di Youtube Masjid Kampus UGM, Jumat, 8 April 2022.
Anies melanjutkan paradigma tersebut diubah saat dirinya memimpin Ibu Kota. Pemerintah DKI fokus membangun trotoar dan jalur sepeda. Menurut dia, dalam waktu kurang dari empat tahun, terbangun 341 kilometer trotoar di seluruh wilayah Jakarta. "Bukan cuma di Jalan Thamrin. Memang yang kelihatan fotonya di Thamrin, di Sudirman karena ada CFD (car free day)," ujar dia.
Anies berujar pembangunan trotoar dan jalur sepeda juga untuk membangun ruang ketiga, tempat berkumpulnya warga. Dia menuturkan ruang pertama adalah rumah. Lalu ruang kedua di tempat kerja. "Setiap kota, apakah Jogja atau Jakarta, itu semua punya ruang ketiga," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Kemarin Anies diundang menjadi pencemarah tarawih di Masjid Kampus UGM. Universitas Gadjah Mada (UGM) juga mengundang pejabat publik lainnya antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Pemerintah Provinsi DKI telah menuntaskan proyek revitalisasi trotoar di 10 ruas jalan di Ibu Kota. Revitalisasi jalur pedestrian itu tersebar di 5 wilayah kota. Dikutip dari akuninstagram Pemprov DKI Jakarta, Jumat, 24 Desember 2021, Salah satu jalur pedestrian yang telah selesai proses revitalisasinya adalah tiga jalan utama di kawasan Kebayoran Baru. Yakni Jalan Senopati, Jalan Suryo dan Jalan Wolter Monginsidi.
Dalam proyeksinya Maret 2021 lalu, Dinas Bina Marga DKI Jakarta mentargetkan revitalisasi trotoar sepanjang 26 kilometer. Target ini berkurang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya lantaran keuangan Pemerintah DKI terdampak pandemi Covid-19.
Untuk pengerjaan revitalisasi trotoar ini, Pemprov DKI tak hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tapi juga menggunakan dana yang berasal dari sistem KoefisienLantai Bangunan (KLB) seperti yang sudah diterapkan di Kota Tua, Jakarta Utara.