Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti plankton laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Arief Rahman, belum bisa mengatakan penyebab pasti munculnya ubur-ubur di Pantai Ancol sepekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Arief, LIPI masih mengolah data dan sampel ubur-ubur Ancol tersebut. "Kami juga masih berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk memastikan hasil akhir dari LIPI 100 persen didukung data yang valid," katanya di Seaworld Ancol, Sabtu, 20 September 2018.
Arief menuturkan penelitian tersebut memang membutuhkan waktu cukup lama. LIPI, kata dia, harus melakukan beberapa simulasi ilmiah ihwal fenomena kemunculan ubur-ubur di Ancol.
Beberapa dugaan penyebab munculnya ubur-ubur, Arief melanjutkan, di antaranya faktor makanan di Pantai Ancol, perubahan cuaca dan iklim, atau pantai itu adalah lokasi berkembang biak yang baik. Namun hingga saat ini belum bisa dipastikan.
"Banyak sebenarnya hipotesis yang telah kami buat," ujar Arief. Dari sampel yang dikumpulkan LIPI, ubur-ubur yang muncul di Pantai Ancol hanya ada dua jenis, yakni phyllorhyza dan catostylus.
Keduanya memiliki efek sengatan lemah dan umumnya tidak menimbulkan efek samping selain kulit merah dan gatal.
General Manger Taman Impian Jaya Ancol Sunarto mengatakan ubur-ubur di pantai itu sudah sering muncul hampir setiap tahun. "Memang sudah siklus alam," ucapnya.