Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Triangle Motorindo atau Viar Indonesia tengah melakukan studi swap baterai bagi sepeda motor listrik sebagai pengembangan dari Viar Q1. Direktur Marketing PT Triangle Motorindo Sutjipto Atmodjo, mengatakan pihaknya telah melakukan studi terkait swap baterai sejak 2—3 bulan lalu, dan belum bisa diprediksi waktu studi tersebut akan selesai. “Belum bisa kami prediksi karena karakter orang Indonesia bervariasi,” kata Sutjipto di Jakarta, Minggu 26 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan, terdapat beberapa hal yang sedang dipelajari oleh perusahaan terkait dengan swap baterai yang akan diterapkan perusahaan di dalam negeri dan digunakan oleh konsumen sepeda motor listrik Viar.
Baca: Motor Listrik New Viar Q1 di GIIAS 2018: Baterai Bisa Dicopot
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, contohnya adalah mengenai sistem yang cocok digunakan di Indonesia. Saat ini, lanjutnya banyak sistem swap baterai yang berkembang di luar negeri. Akan tetapi, sistem itu tidak bisa serta-merta diadopsi di Indoensia karena karakter konsumen antarnegera memiliki perbedaan.
Motor listrik viar, new Q1 dan new Pulse di ajang GIIAS 2018, Rabu 8 Agustus 2018. TEMPO/Wisnu Andebar
Sistem swap baterai yang bisa dicontoh dari sistem yang ada di luar negeri hanya garis besarnya saja, seperti tempat swap baterai. Secara lebih detail, sistem yang sudah berkembang di negara lain tidak akan bisa diterapkan.
Kedua, pihaknya juga tengah mencari untuk mengetahui seberapa detail data yang akan dimasukkan ke dalam baterai kendaraan bermotor roda dua listrik yang dimiliki oleh konsumen. Menurutnya, baterai yang digunakan pada sepeda motor listrik dan akan di-swap perlu dikontrol agar tidak acak-acakan terkait penggunaannya.
“Kalau kita mengembangkan baterai, bisa di-swap di mana-mana, berarti kita memerlukan data dari baterai itu. Kan kita tidak bisa [penggunaannya] diacak-acak, jadi berantakan dan tidak terkontrol, perlu dikontrol,” katanya.
Baca: Viar Akan Gandeng PLN Sediakan SPLU Motor Listrik
Ketiga, terkait dengan harga yang akan dikenakan terhadap pengguna kendaraan listrik. Saat ini, dia menuturkan baterai lithium pada sepeda motor listrik yang digunakan bisa lebih mahal dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan baterai yang digunakan pada sepeda listrik.
Menurutnya, semakin besar kapasitas baterai yang digunakan, maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan ke konsumen. Saat ini terdapat banyak opsi terkait dengan swap baterai, salah satunya adalah rental. “Masih dipelajari, banyak opsi, ada rental,” katanya.
Saat ini, dia menjelaskan, produksi sepeda motor listrik Viar Q1 masih berada pada kisaran 100—200 unit sebulan. Perusahaan, lanjutnya masih menunggu peraturan presiden terkait percepatan pengembangan kendaraan listrik yang belum juga dikeluarkan oleh pemerintah.
BISNIS