Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta hari ini menempati posisi keempat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Menyitir data IQAir per Senin 5 Juni 2023, Jakarta berada di bawah kota Dhaka, Doha, dan Delhi sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat pada hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Skor Air Quality Index (AQI) Jakarta pada hari ini tercatat 153 dengan kadar polutan utama PM 2.5 dengan konsentrasi 59.2µg/m³. Skor tersebut membawa Jakarta ke dalam kategori kualitas udara tidak sehat. Angka tersebut melampaui 11,8 kali ambang batas normal yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kualitas udara Jakarta pada hari ini juga tercatat menurun daripada dua hari lalu. Situs IQAir mencatatkan skor 147 pada 3 Juni dan 136 pada 4 Juni 2023. Data tingkat polusi itu menunjukkan kualitas udara DKI Jakarta memburuk pada hari ini.
Situs IQAir juga memperkirakan ada sekitar 4.500 kematian di Jakarta akibat buruknya kualitas udara pada tahun 2023. Total kerugian yang disebabkan buruknya kualitas udara juga tercatat mencapai USD1,2 miliar di Jakarta.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut telah berkomitmen memperbaiki kualitas udara Ibu Kota. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan salah satu fokus yang dicanangkan pemprov adalah mengurangi tingkat emisi karbon.
Asep menyebut salah satunya pemerintah DKI Jakarta mendorong masyarakat melakukan tes uji karbon kendaraan. Bahkan, kata dia, hari ini Pemprov DKI Jakarta mengadakan tes uji emisi karbon kendaraan gratis.
"Digelar di Taman Margasatwa Ragunan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi," ujar dia melalui keterangan tertulis pada Senin 5 Juni 2023.
Selain itu, Asep mengatakan sejumlah program lain untuk mengurangi jumlah emisi bergerak demi memperbaiki kualitas udara Jakarta. Misalnya peremajaan serta pengembangan transportasi publik ramah lingkungan. "Serta peningkatan infrastruktur penghubung ke sarana angkutan umum," kata dia.
Pilihan Editor: Hari Ini Kualitas Udara Jakarta Kembali yang Terburuk di Dunia