Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Idul Adha, Dokter Ungkap Kaitan Daging Kambing dan Tekanan Darah

Idul Adha identik dengan makanan berbahan daging kambing dan para penderita hipertensi sering khawatir mengkonsumsinya. Simak penjelasan dokter.

21 Agustus 2018 | 19.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sate kambing M Hadori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hidangan berbahan dasar daging kambing identik dengan Idul Adha. Namun, benarkah konsumsi jenis daging ini bisa meningkatkan tekanan darah secara mendadak?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Daging kambing, dibandingkan dengan daging-daging yang lain, berpotensi meningkatkan tekanan darah secara mendadak," ujar spesialis saraf yang berfokus juga pada kasus stroke dari RSCM, dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S(K).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, acara-acara di Indonesia sering menyajikan menu daging kambing, seperti Idul Adha yang banyak menghidangkan makanan berjenis kari dan menggunakan daging kambing, sehingga ditemukan kejadian stroke akut.

Sebenarnya, daging kambing bukan satu-satunya pemicu. Bahan makanan dalam masakan, seperti garam bisa menjadi penyebab stroke yang kadang tidak orang sadari.

"Mungkin bukan hanya pengaruh dari daging kambingnya sendiri tetapi dari berbagai makanan lain karena otomatis mengandung garam sehingga rasa lebih asin. Tingginya kadar natrium dalam garam menyebabkan retensi air dalam tubuh sehingga volume pembuluh darah jadi penuh," papar Amanda.

"Akibatnya, tekanan darah meningkat. Bila pada dasarnya orang-orang tersebut sudah mempunyai penyakit dasar di mana pembuluh darahnya tidak elastis karena berbagai faktor, misalnya ada sumbatan dan lainnya, akan sulit dikompensasi oleh tubuh," tambahnya.

Pembuluh darah yang elastis penting untuk menyesuaikan perubahan dari jumlah cairan atau tekanan darah dalam intravaskuler. Banyaknya plak dalam pembuluh darah, penuaan, menjadi faktor yang mengurangi elastisitas pembuluh darah.

"Dalam beberapa kasus, seperti penuaan, banyak plak, banyak timbunan dan lainnya, bisa menyebabkan elastisitas pembuluh darah akan berkurang, jadi keras,” jelasnya.

Sedangkan, kadar garam tinggi yang menyebabkan penumpukan cairan terpaksa masuk ke dalam pembuluh darah, tidak terakomodasi, sehingga menjadi pecah. Lalu, timbullah gejala stroke, kalau di koroner, serangan jantung akut, atau di ginjal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus