Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hidangan berbahan dasar daging kambing identik dengan Idul Adha. Namun, benarkah konsumsi jenis daging ini bisa meningkatkan tekanan darah secara mendadak?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Daging kambing, dibandingkan dengan daging-daging yang lain, berpotensi meningkatkan tekanan darah secara mendadak," ujar spesialis saraf yang berfokus juga pada kasus stroke dari RSCM, dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S(K).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Resep Istimewa untuk Idul Adha, Iga Bakar Pedas
5 Resep Olahan Lezat Daging Kurban saat Idul Adha
Jelang Idul Adha, Lupakan Mitos Daging Kambing Bikin Hipertensi
Gecok Kambing, Resep Khas Idul Adha dari Semarang
Menurutnya, acara-acara di Indonesia sering menyajikan menu daging kambing, seperti Idul Adha yang banyak menghidangkan makanan berjenis kari dan menggunakan daging kambing, sehingga ditemukan kejadian stroke akut.
Sebenarnya, daging kambing bukan satu-satunya pemicu. Bahan makanan dalam masakan, seperti garam bisa menjadi penyebab stroke yang kadang tidak orang sadari.
"Mungkin bukan hanya pengaruh dari daging kambingnya sendiri tetapi dari berbagai makanan lain karena otomatis mengandung garam sehingga rasa lebih asin. Tingginya kadar natrium dalam garam menyebabkan retensi air dalam tubuh sehingga volume pembuluh darah jadi penuh," papar Amanda.
"Akibatnya, tekanan darah meningkat. Bila pada dasarnya orang-orang tersebut sudah mempunyai penyakit dasar di mana pembuluh darahnya tidak elastis karena berbagai faktor, misalnya ada sumbatan dan lainnya, akan sulit dikompensasi oleh tubuh," tambahnya.
Pembuluh darah yang elastis penting untuk menyesuaikan perubahan dari jumlah cairan atau tekanan darah dalam intravaskuler. Banyaknya plak dalam pembuluh darah, penuaan, menjadi faktor yang mengurangi elastisitas pembuluh darah.
"Dalam beberapa kasus, seperti penuaan, banyak plak, banyak timbunan dan lainnya, bisa menyebabkan elastisitas pembuluh darah akan berkurang, jadi keras,” jelasnya.
Sedangkan, kadar garam tinggi yang menyebabkan penumpukan cairan terpaksa masuk ke dalam pembuluh darah, tidak terakomodasi, sehingga menjadi pecah. Lalu, timbullah gejala stroke, kalau di koroner, serangan jantung akut, atau di ginjal.