Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kapolda Metro Karyoto Bawa 350 Anak Buahnya Bersihkan Tumpukan Sampah di Mangrove Muara Angke

Kapolda Metro Irjen Karyoto menyatakan hutan Mangrove Muara Angke harus secara berjala dibersihkan agar sampah tidak menumpuk.

13 Juli 2023 | 13.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto bersama jajarannya turun langsung ke Hutan Mangrove Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara untuk membersihkan sampah yang beberapa hari ini menutup kawasan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kawasan ini sangat berguna dalam hal mencegah abrasi maupun menahan misalnya ada gelombang tsunami,” kata Karyoto di Muara Angke, Kamis, 13 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karyoto datang dengan pengamanan ketat dari ajudannya, dia mengenakan baju lengan panjang berwarna hitam merek Nike, topi hitam atau busana casual.

Banyak sampah plastik di area tersebut. Sesekali bau amis dan ikan asin menyeruap menusuk hidung lantaran sekitar kawasan itu digunakan untuk penjemuran ikan asin.

“Kita lihat bahkan saat saya masuk pemukiman di sini sangat kotor, ini semacam kita baru mulai,” ucapnya.

Tampak sampah plastik menumpuk masuk dalam lumpur. Menurut Karyoto, sampah tersebut merupakan bekas bungkus makanan. Menurut Karyoto, hutan Mangrove Muara Angke harus secara rutin dibersihkan agar sampah tidak menumpuk. 

Dia membawa 350 personel untuk membersihkan sampah secara manual. Meski tidak maksimal, menurut Karyoto dia nantinya akan mengajak stakeholder lain untuk bersih-bersih. 

“Tentunya masalah kebersihan ini tidak spontan,” tuturnya.

Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara M. Chusaeri Sampah yang menumpuk di kawasan tersebut memiliki panjang antara dua hingga tiga kilometer, dari mulai ujung Kaliadem sampai Ecomarine Tourism Mangrove Muara Angke.

Menurut Chusaeri, sampah-sampah tersebut berasal dari 12 aliran sungai di Jakarta yang bermuara ke laut lalu terbawa ombak ke bibir pantai kala perairan sedang pasang.

"Memang dipastikan sampah dari laut. Warga di sini memang tidak ada yang membuang sampah ke laut karena di darat disediakan tempat pembuangan," kata dia.

Chusaeri berharap warga Jakarta dapat mengurangi penggunaan plastik. Pasalnya, sampah yang diangkut petugas pada Rabu didominasi oleh sampah plastik, antara 60 persen dani 80 persen plastik.

Rabu kemarin, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerjunkan 200 petugas gabungan Dinas Lingkungan Hidup dari Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu untuk membersihkan sampah di Hutan Mangrove Muara Angke 

Ratusan petugas mengangkut sekitar 50 meter kubik sampah secara manual menggunakan keranjang atau dengan mesin ekskavator amfibi. Namun, aksi bersih-bersih sampah itu belum selesai. "Perlu waktu tiga hari untuk membersihkan," katanya. 

Setelah diangkat, sampah-sampah itu dibawa dahulu dengan 5 unit kapal (dua dari Sudin LH Kepulauan Seribu dan tiga dari Sudin LH Jakarta Utara) menuju daratan. Setelah di daratan, diangkut lagi dengan truk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

"Kami menyiapkan enam (truk) tripper kecil, satu tripper besar, dua mobil pikap, tetapi yang dimuat (sampah) hari ini tiga tripper besar," kata Chusaeri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus