Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online (ojol) menolak usulan pengaturan jam kerja mereka maksimal 10 jam per hari oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo menemui beberapa pengemudi ojol yang sedang menunggu penumpang di wilayah Polda Metro Jaya, Jakarta pada Jumat, 1 September 2023 untuk meminta tanggapan mereka soal ide ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau dia (pemerintah) mau nambahin kekurangan kita di rumah, sih, gak apa-apa,” kata salah satu pengemudi ojol, Syarif, 32 tahun.
Syarif menuturkan para pengemudi ojol bekerja sesuai kemampuannya masing-masing. Jika merasa pendapatan sudah cukup, mereka akan pulang. “Kami gak ngoyo (memaksakan) 14 jam atau berapa,” tuturnya.
Syarif mulai bekerja sejak pagi hari dan baru pulang setelah magrib. Ia tak memungkiri banyak rekannya yang bekerja lebih dari 10 jam.
Selain itu, Syarif mempertanyakan bagaimana pemerintah akan mengetahui berapa lama mereka kerja. “Kalau ga bisa bikin sistem dengan baik, sih, gak usah coba-coba, gak usah memperkeruh, kalau emang belum siap gak usah, buang-buang anggaran aja," katanya.
Ketimbang mengurusi masalah jam kerja pengemudi ojol, Syarif berpendapat lebih baik Kementerian Ketenagakerjaan memikirkan hal yang pasti-pasti saja. Contohnya, bagaimana cara agar pengemudi ojol bisa mendapatkan gaji tetap.
Di sisi lain, Syarif juga meragukan niat pemerintah yang ingin menjamin para pengemudi ojol mendapatkan bonus dari perusahaan aplikator. Ia menilai perusahaan tempatnya bernaung pasti tidak berkenan. Alasannya, kata dia, bonus-bonus yang dulu pernah ada sekarang dihilangkan oleh perusahaan.
Pengemudi ojol lainnya, Abdul Hakim, 63 tahun, setuju saja dengan kebijakan pengaturan jam kerja asal sistemnya jelas.
Abdul menjelaskan dalam sehari ia memang bekerja 8-10 jam. Namun, ia bisa mematikan aplikasi 1 atau 2 jam jika datang waktu salat.
Menurut Abdul, pendapatan seorang pengemudi ojek online tergantung kemampuan dan daya tahan masing-masing dalam bekerja setiap hari. “Sekarang, sih, mau dibagi berapa jam aja silakan aja, gak masalah,” kata dia.
NUR KHASANAH APRILIANI