Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPRD DKI Jakarta menyatakan salah satu penyebab tingkat kemacetan di Jakarta menurun bukan semata-mata karena pandemi. Menurut mereka, hal ini juga salah satu bentuk keberhasilan program JakLingko besutan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pak Gubernur berhasil mengintegrasikan moda trasnsportasi umum, sehingga berdasarkan data, para pengguna kendaraan umum terus meningkat sejak 2019," ujar Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Farazandi Fidinansyah dalam keterangannya, Sabtu, 12 Februari 2022.
Selain itu, Farazandi mengatakan program JakLingko terbukti mengurangi kemacetan setelah mendapat penghargaan Sustainable Transportation Award (STA) pada 2019. Hal ini menjadi salah satu indikator pihaknya menilai secara objektif keberhasilan program JakLingko tersebut.
"Faktor kedua, menurut saya yang perlu diapresiasi, adalah koordinasi yang baik antar Pemprov dengan Kepolisian Daerah khususnya Direktorat Lalu Lintas. Titik-titik kemacetan bisa dipetakan dan diurai lewat kinerja gabungan dishub dan ditlantas di lapangan," kata Farazandi.
Meski begitu, ia mengatakan keberhasilan integrasi kendaraan umum di Jakarta bukan semata karena kerja Anies. Pembenahan transportasi kota, kata Farazandi, merupakan kerja jangka panjang dan merupakan hasil kerja berkelanjutan dari gubernur terdahulu. "Tapi dapat dilanjutkan dan diselesaikan dengan sangat baik oleh Pak Anies," kata dia.
Kemacetan di Jakarta Berkurang
Sebelumnya, menurut rilis TomTom International BV, Jakarta berada pada peringkat 46 dalam Indeks Kemacetan 2021 dunia. Hal ini berarti kemacetan Jakarta berkurang atau menurun dari tahun sebelumnya yang menempati peringkat 31 berdasarkan data yang dirilis lembaga tersebut.
Dalam laman lembaga internasional itu disebutkan pandemi Covid-19 menjadi penyebab atau faktor utama yang menurunkan tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Selama ini, tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia meningkat dua hingga tiga persen per tahun.
Namun, sejak dua tahun terakhir ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, keadaan menjadi terbalik, menurunkan tingkat kemacetan kota di dunia.
Jakarta menjadi bagian dari 404 kota di 58 negara yang diukur dalam TomTom Traffic Index 2021.Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen.
Jakarta pernah berada di posisi keempat dunia sebagai kota dengan tingkat kemacetan tinggi pada 2017. Peringkat kemacetan kemudian berangsur membaik yakni pada 2018 berada di posisi tujuh, kemudian peringkat 10 pada 2019 dan pada 2020 bertengger di urutan 31.
M JULNIS FIRMANSYAH