Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikit kisah kehidupan rumah tangga Dewi Perssik dengan mantan suaminya, Saipul Jamil, terungkap ke publik. Dalam acara Hotman Paris Show pada Kamis malam, 23 Agustus 2018, Dewi Perssik membuka cerita tentang malam pertama dan kondisi rumah tangganya dengan Saipul Jamil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Kriteria Pria Idaman Dewi Perssik di Usia Matang, Tak Cuma Tampan
Dewi Perssik Dianjurkan Punya Anak, Dampaknya pada Keharmonisan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dewi Perssik, malam pertama setelah mereka menikah pada 26 Juni 2005 berlangsung menyenangkan. Namun pada malam-malam berikutnya dia mengaku merasa terabaikan karena Saipul Jamil kerap keluar untuk itikaf atau beribadah dengan bermalam di masjid. Tak dimungkiri, kebutuhan seksual adalah salah satu kunci keharmonisan suami-istri.
Mungkin bukan Dewi Perssik saja yang mengalami situasi ini. Ada banyak cerita seputar kebutuhan seksual suami atau istri yang tak terpenuhi. Untuk Dewi Perssik - Saipul Jamil, berbagai persoalan rumah tangga membuat mereka memutuskan mengakhiri pernikahannya pada 2006.
Psikolog Guy Winch mengatakan kebutuhan seksual yang terabaikan adalah satu dari tiga persoalan yang tak boleh dianggap remeh dalam pernikahan. Dua urusan lainnya adalah tak akur dengan mertua dan gangguan teknologi.
Ilustrasi pemaksaan hubungan intim pada pria
Mengenai pengabaian kebutuhan seksual pasangan, Guy Winch, yang juga menulis buku psikologi berjudul How To Fix an Broken Heart, mengatakan jangan pernah menganggap remeh jika pasangan mengeluh tentang kualitas hubungan seksual.
"Ini menjadi masalah yang umum dalam pernikahan, tapi tak semua pasangan bisa menyelesaikannya dengan baik," kata Guy Winch, seperti dikutip dari laman Psychology Today. Keluhan tentang kebutuhan seksual akan mempengaruhi kondisi emosional pasangan dan seiring waktu bakal mengancam keutuhan rumah tangga.
Ketika pasangan sudah mengeluhkan keintiman satu sama lain, tapi pasangan yang satunya merasa itu bukan masalah besar, pasangan yang semula mengeluh akan menarik diri dan menganggap apa yang dia rasakan tidaklah penting. Kalau sudah bersikap seperti ini, mereka akan makin jauh dari solusi.
Jalan keluarnya, menurut Guy Winch, adalah terbuka dan saling menawarkan solusi dari sudut pandang masing-masing. Bangunlah kepekaan dan cari tahu apakah sikap diam pasangan atas aktivitas seksual disebabkan dia senang dengan "permainan" atau dia memilih memendam ketidakpuasan.