Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APIA - Pemerintah Samoa, negara pulau kecil di Lautan Pasifik, menutup sekolah dan membatasi warga yang bepergian menjelang libur Natal setelah korban jiwa akibat wabah campak menembus angka 53 orang. Pemerintah setempat kini berkejaran dengan waktu untuk mengimunisasi seluruh penduduk guna menghindari korban jiwa terus berjatuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Al Jazeera, kemarin, korban meninggal akibat wabah campak sebagian besar adalah bayi hingga anak berusia 4 tahun. Sedangkan orang dewasa yang meninggal sampai saat ini tercatat satu orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lima anak meninggal dalam semalam," kata Nanai Laveitiga Tuiletufuga, juru bicara Perdana Menteri Samoa, kepada Al Jazeera. "Dalam 24 jam terakhir, 198 kasus lagi juga telah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan."
Menurut pemerintah Samoa, sampai saat ini terdapat 3.700 kasus campak. Sedangkan penduduk yang dirawat mencapai 180 orang. Sementara itu, 19 anak yang dirawat akibat campak saat ini dalam kondisi kritis. Samoa sudah menetapkan status darurat nasional akibat merebaknya wabah campak.
Pemerintah menyatakan wabah ini diduga menyebar karena dibawa oleh wisatawan dari Selandia Baru. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan sudah berusaha membantu Samoa memerangi wabah campak. Mereka mengirim lebih dari 50 tenaga medis dan ribuan vaksin campak ke Samoa.
Sampai saat ini sudah 58 ribu orang dari 200 ribu penduduk Samoa yang menjalani program imunisasi. Perdana Menteri Tuilaepa Malielegaoi juga mewajibkan seluruh warganya menjadi peserta program tersebut.
Program vaksin campak di Samoa terhambat lantaran kasus kematian dua bayi pada tahun lalu akibat kekeliruan petugas medis yang tidak tepat mencampur vaksin. Hal itu menyebabkan penduduk setempat ragu membawa anak mereka mengikuti imunisasi. AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo