Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Uap panas meruap dari lumpur di antara hamparan tanah dan sampah. Tak hanya panas, genangan pekat diduga beracun dan berbahaya. Mirip endapan minyak, inilah lokasi lumpur panas Bekasi yang melukai dua bocah hingga kulitnya terbakar dan melepuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita sebelumnya:
Korban Lumpur Panas Bekasi, Bocah Gendong Sepupu Satu Kilometer
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamparan lahan itu tepatnya berada di Kampung Kramat Blancong RT 01 RW 20, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Camat setempat, Sigit, mengatakan lahan bekas empang dan sedang diuruk. "Saat ini sedang diselidiki, apakah material yang dipakai mengandung limbah B3," kata Sigit, Selasa 15 Janari 2019.
Kapolsek Tarumajaya, Ajun Komisaris Agus Rohmat, mengatakan telah meminta keterangan dari pemilik lahan. Si pemilik, kata dia, mengakui bahwa lahannya tengah diuruk. "Tapi dia bilang tidak tahu bahwa yang diuruk di lokasi itu adalah limbah," ujar dia.
Seorang jurnalis tengah memotret lokasi lahan kosong yang mengandung lumpur panas Bekasi, Selasa, 15 Januari 2019. Lokasi yang dipasangi garis polisi (police line) itu tepatnya di Kampung Kramat Blancong RT 01 RW 20, Desa Segara Makmur, Kabupaten Bekasi. TEMPO/Adi Warsono
Dari keterangan pemilik, Agus menuturkan, luas lahan mencapai 8000 meter persegi terdiri dari bekas sawah dan empang. Adapun yang tengah diuruk seluas 700 meter persegi.
Agus menyatakan belum jelas rencana peruntukan lahan setelah selesai diuruk nanti. "Ini lebih banyak menjadi lokasi pembuangan akhir liar, sumbernya ada tanah kuning-hitam, ada limbah rumah tangga," kata dia.
Di atas hamparan tanah itulah dua bocah bernama Mahdenda Brata Wiria, 9 tahun, dan Raga Sela Panjidarma, 8 tahun, mengalami luka bakar dan sebagian kulit tubuhnya melepuh. Mereka, warga Marunda, Jakarta Utara, kejeblos di lumpur ketika sedang bermain berlari-larian.
Sementara itu, Raga mengatakan bahwa dia dan Denda sedang berlari-lari di area lapangan pada Kamis pekan lalu. Menurut dia, anak-anak biasanya bermain layangan di sana. "Terus jeblos (ke lumpur)," ujar Raga ketika ditemui di rumah sakit tempatnya menjalani perawatan, Selasa.
Setelah bisa keluar lumpur susah payah, keduanya menuju kubangan air di sekitar lapangan untuk mendinginkan luka bakar. "Nyebur aja," kata Raga. Namun luka mereka memburuk. Kulit mereka melepuh dan mengelupas.
Raga Sela, bocah 8 tahun korban luka bakar lumpur panas misterius di Bekasi, dirawat di RSUD Koja, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019. Tempo/M Yusuf Manurung 12.42
Cerita selanjutnya sangat menyentuh karena Denda terpaksa menggendong sepupunya yang luka bakar hingga telapak kaki sehingga tak bisa menapak. Keduanya menahan perih sepanjang jalan yang disebut sejauh satu kilometer. Sesampainya di rumah tangis kedua bocah tumpah sederas-derasnya.
Sejak beritanya tersiar, polisi, pemda sampai Kementerian Lingkungan Hidup berdatangan ke lokasi lumpur panas Bekasi itu.