Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Melanie Putria Bagi Tips Memilih Jenis dan Waktu Olahraga Selama Puasa Ramadan

Melanie Putria ingin mengajak untuk tetap bergerak dan berolahraga saat berpuasa

16 April 2021 | 12.06 WIB

Melanie Putria membagikan tips olahraga dengan aman selama puasa Ramadan (Tangkapan layar Youtube.com/Fit with Mel by Melanie Putria)
Perbesar
Melanie Putria membagikan tips olahraga dengan aman selama puasa Ramadan (Tangkapan layar Youtube.com/Fit with Mel by Melanie Putria)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Melanie Putria berbagi tips jenis olahraga dan waktu yang tepat melakukannya selama bulan Ramadan. Biasanya puasa jadi alasan untuk tidak banyak bergerak. Kebanyakan orang pun berpikir puasa lemas sehingga malas melakukan aktivitas apalagi olahraga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun Melanie ingin mengajak untuk tetap bergerak dan berolahraga saat berpuasa. “Secara teori ketika berpuasa, tubuh mengambil cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh. Kondisi ini yang berdampak pada kondisi psikologis, seperti lemas dan lesu. Hal ini harus dilawan,” ujarnya dalam vlog Youtube Fit with Mel by Melanie Putria. “Aku ingin mengajak teman-teman untuk bergerak berolahraga saat berpuasa.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Melanie, berolahraga saat menjalani puasa Ramadan sangat banyak manfaatnya. Mulai dari mengontrol kolesterol, tekanan darah, menjaga berat badan bahkan menurunkan berat badan. “Buat kamu yang punya tujuan inging lansung, mungkin di bulan Ramadan ini kita bisa memanfaatkan kesempatannya,” katanya.

Meski begitu, Putri Indonesia 2002 ini mengingatkan untuk tetap mengatur pilihan olahraga dengan cermat. Saat berpuasa energi pun berkurang, jadi harus bisa mensiasati cara untuk tetap bergerak tapi tidak menganggu fokus ibadah Ramadan. Dia juga membagikan beberapa jenis latihan yang aman dilakukan selama puasa Ramadan.

Pilihan olahraga pertama adalah NEAT Movement atau Non Exercise Activity Thermogenesis. Gerakan-gerakan ini tetap bisa memberikan efek pembakaran kalori dan metabolism tapi tidak mempengaruhi performance.”Jangan harap dengan NEAT Movement ini energi kamu bertambah karena NEAT Movement ini segala jenis aktivitas yang dilakukan sehari3hari, misalnya bersih-bersih rumah, menyapu, jalan santai,” ujar Melanie.

Selanjutnya dia menyarankan LISS Movement atau Low Intesity Steady State. Sesuai namanya, olahraga intensitas rendang yang dilakukan dalam durasi yang panjang. “Efeknya banyak banget, bakar kalori, lemak, memberikan efek baik pada endurance,” kata ibu satu anak ini. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah durasinya, harus lebih dari 30 menit hingga 60 menit. “Kedengarannya ideal banget dilakukan di bulan Ramadan sambil berpuasa, jenis olahraganya misalnya jalan cepet, jogging, dan sepedaan.”

Terakhir yaitu HIIT Training atau High Intensity Interval Training. Jenis olahraga ini memiliki durasi pendek tapi mempunya beban latihan yang cenderung lebih berat. Jenis latihan ini bermanfaat untuk membakar kalori lebih cepat, meningkatkan metabolism, menurunkan tekanan darah dan resistensi insulin. Meski durasinya 10 sampai 30 menit, manfaatnya sama dengan dua kali saat melakukan latihan intensitas sedang.

“Kalau kamu punya waktu sedikit banget tapi tetep ingin aktif di bulan puasa, HIIT bisa jadi solusi, tapi hati-hati milih waktunya, jangan sampai tengah hari bolong kamu melakukan HIIT, adzan magrib bisa maju pas ba’da dzuhur,” ujar wanita 38 tahun ini.

Selain pilihan olahraga yang bisa dilakukan di bulan Ramadan, pilihan waktunya juga harus diperhatikan. Hal ini supaya tidak menganggu ibadah puasa Ramadan namun tetap dapat manfaat optimal dari olahraga. Melanie menyarankan untuk berolahraga usai berbuka puasa atau setelah tarawih. Namun biarkan tubuh mencerna makanan buka puasa terlebih dulu.

Jika tak ingin olahraga setelah berbuka puasa, bisa memilih waktu 90 menit sebelum matahari terbenam. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya NEAT atau LISS Movement. Pilihan waktu terakhir adalah ketika sahur sekitar jam 3 atau 4 pagi. “Tubuh masih menyimpan cadangan energi yang banyak, tapi ingat setelah olahraga lansung lanjut sahur dengan mengkonsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta kebutuhan cairan, agar tetap beribadah puasa dengan khusyuk dan fokus,” ujar Melanie Putria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus