Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data World's Most Literate Nations, Indonesia termasuk negara dengan minat baca yang sangat rendah. Organisasi pendidikan dan kebudayaan PBB (UNESCO) menetapkan standar durasi baca 4-6 jam sehari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional, Syarif Bando, orang Indonesia rata-rata membaca 2-4 jam sehari. Sementara, negara maju membaca dalam durasi 6-8 jam sehari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu apa saja penyebab minat baca yang kurang? Pertama, kebiasaan membaca yang rendah. Kedua, kurangnya bahan bacaan nonpelajaran. Ketiga, perpustakaan yang kurang dimanfaatkan.
Kita bisa mengingat kembali kapan terakhir mengunjungi perpustakaan. Atau, adakah buku yang kita sukai saat berkunjung ke perpustakaan atau toko buku?
Masalah lainnya adalah budaya lisan yang masih kental di masyarakat kita. Maksudnya adalah kita lebih sering bertukar informasi dengan mengobrol dan cenderung menyukai obrolan saat nongkrong daripada bacaan.
Sebenarnya, pemerintah sudah menggalakkan peningkatan minat baca sejak 1960-an. Namun, Indonesia peralihan mendadak saat minat baca sedang ditingkatkan.
Ketika budaya baca baru saja digalakkan, Indonesia sudah ditimpa dengan budaya digital. Budaya digital memang mengandalkan pada budaya baca, tapi saat ini budaya digital lebih berfungsi sebagai sarana komunikasi.
Jadi, kita harus mulai membiasakan diri membaca, tentunya buat menambah pengetahuan dan wawasan, bukan biar kelihatan pintar. Bila masih bingung bagaimana memulainya, ikuti saran dari ruangguru.com buat memulai kebiasaan baik ini.
Ilustrasi membaca buku. Shutterstock.com
-Membaca setiap hari minimal 10 menit. Buat yang belum terbiasa membaca, ayo coba mulai luangkan 10 menit per hari untuk membaca buku-buku yang ringan terlebih dulu. Percayalah, lama kelamaan kita akan terbiasa dan malah keasyikan sendiri. Selalu siapkan buku berukuran kecil untuk dibaca ketika sedang menunggu sesuatu daripada bengong dan main ponsel.
-Mulai dari rekomendasi. Kita bisa memulai dengan mencari daftar buku klasik yang wajib dibaca atau berlangganan ke situs yang berisikan ulasan buku. Sesuaikan dengan jenis bacaan yang akan kita nikmati, bisa berupa tips, romansa, fiksi ilmiah, atau tentang perjalanan.
-Pinjam. Kalau masih belum yakin untuk membeli buku atau kalau kantong lagi kering, maka manfaatkan sumber gratis di sekitar, dari perpustakaan hingga teman dan keluarga yang punya banyak koleksi buku, bisa kita pinjam terlebih dulu.
Baca juga:
Cara Ajarkan Anak Membaca Sesuai Usianya
Menangkap 7 Pesona dari Perempuan yang Hobi Membaca
-Coba genre lain. Kalau hanya membaca tentang fiksi ilmiah terus menerus, kita mungkin tak akan pernah tahu cara keren Sherlock dalam memecahkan suatu kasus atau bagaimana trik persuasi dan memperbanyak teman dalam buku self-help. Coba baca buku dengan genre lain. Selain akan menambah wawasan, membaca berbagai buku dengan genre berbeda bisa membuat semakin kreatif karena gaya menulis yang beragam.
-Punya target. Kita bisa membuat target sendiri dalam membaca buku. Misalnya, dalam satu bulan harus menyelesaikan minimal satu buku bacaan atau setidaknya membaca dua atau tiga buku genre tertentu untuk memperdalam pengetahuan.