Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pedagang Pasar Minggu Keluhkan Sulit Mendapat Minyak Goreng Kemasan

Pedagang pun terpaksa antre berjam-jam hanya untuk mendapat tiga lusin minyak goreng kemasan ukuran dua liter di agen.

8 Maret 2022 | 13.45 WIB

Warga antre untuk membeli sembako murah termasuk minyak goreng di Kantor Kelurahan Cililitan, Jakarta, Rabu, 2 Februari 2022. Warga tampak antusias dan antrean panjang pun terjadi saat pasar murah ini digelar. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Warga antre untuk membeli sembako murah termasuk minyak goreng di Kantor Kelurahan Cililitan, Jakarta, Rabu, 2 Februari 2022. Warga tampak antusias dan antrean panjang pun terjadi saat pasar murah ini digelar. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang minyak goreng kemasan mengatakan masih kesulitan memperoleh pasokan di tengah upaya pemerintah untuk menekan harga minyak goreng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang pedagang sembako di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengaku masih kesulitan mendapat stok minyak goreng kemasan. Pedagang bernama Boen itu mengatakan hanya mendapat pasokan minyak goreng curah saat operasi pasar yang dijual Rp10.000 per liter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Yang susah itu kemasannya. Saya kadang cuma satu atau dua dus saja dan itu pun sudah dari tangan ke tangan,” kata pemilik toko kelontong di Pasar Minggu itu kepada Tempo, 8 Maret 2022.

Boen mendapat minyak goreng kemasan dengan harga Rp30.000 per dua liter dan terpaksa menjualnya dengan harga Rp31.000 atau Rp32.000 karena tidak tega dengan pembeli langganannya.

“Saya cuma mendapat minyak goreng kemasan ukuran dua liter satu atau dua lusin. Kalau yang kemasan satu liter tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Untuk memperoleh pasokan itu, Boen mengaku harus antre berjam-jam di agen minyak goreng di Batu Ampar, Kramat Jati. Itu pun hanya dapat tiga lusin minyak goreng kemasan.

“Kita memang mengambil dengan harga murah tetapi antreannya membuat trauma,” cerita Boen.

Boen mengaku pembeli semakin meningkat meski harga mahal karena mereka khawatir kehabisan minyak goreng sehingga membeli banyak untuk persediaan.

“Yang kasihan tentu pedagang gorengan yang terpaksa pulang kampung karena minyak goreng naik. Saya juga tidak ambil untung banyak tetapi bagaimana untuk bayar pegawainya kalo jual terlalu murah,” ujarnya.

Ia berharap asosiasi pengusaha minyak goreng dan pemerintah duduk bersama untuk mencari solusi bagaimana menyediakan stok agar kebutuhan tercukupi, apalagi mendekati bulan ramadan. “Sebetulnya kalau saya tidak berharap banyak harga minyak goreng bisa turun murah, asalkan stok tersedia. Kemarin harga mahal tetapi stok tersedia, sekarang stok tidak ada dan harga juga belum tentu murah,” katanya.

Pada Januari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menetapkan harga minyak goreng menjadi satu harga, yaitu Rp 14 ribu per liter, yang berlaku mulai Rabu, 19 Januari 2022 pukul 00.01 WIB.

Namun minyak goreng kemasan satu harga ini belum terdistribusi secara merata, terutama di pasar tradisional. Adapun distribusi baru menjangkau ritel dan pasar swalayan. Pada puncaknya Januari lalu, harga minyak goreng kemasan tembus 21 ribu per liter.

Baca juga: Polres Bandara Soekarno-Hatta Berikan Minyak Goreng ke Pengendara yang Tertib

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus