Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Timur bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan penggusuran lokalisasi Gunung Antang yang berada di Matraman, Jakarta Timur bisa dituntaskan pada Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa mengatakan saat ini KAI sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk rencana penggusuran tersebut. "Mudah-mudahan target bulan Juli ini bisa diselesaikan," kata Eva Chairunisa seperti dikutip dari Antara, Kamis, 23 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eva mengatakan PT KAI juga akan mengirimkan surat pemberitahuan terkait penertiban lokalisasi kepada Pemkot Jakarta Timur. "Prosedur akan memasuki tahapan sosialisasi langsung (ke warga) dan pengiriman surat pemberitahuan," ujar Eva.
Adapun, Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan pihaknya hari ini juga sedang mengadakan rapat bersama PT KAI. "Mereka akan membuat surat pemberitahuan dalam rangka penataan lokasi," kata Anwar.
Lokasi Gunung Antang berada di lahan milik KAI
Pemerintah Kota Jakarta Timur harus berkoordinasi dengan PT KAI untuk menggusur lokalisasi liar Gunung Antang. Muhammad Anwar mengatakan, PT KAI sebagai pemilik lahan telah sepakat untuk menertibkan lokalisasi liar tersebut. "Kami dari Forkopimko menunggu undangannya," kata Anwar.
Dalam rapat koordinasi teknis itu, PT KAI akan menjelaskan teknis penertiban, hingga program yang dilakukan setelah penertiban lokalisasi Gunung Antang dilakukan. "Sudah saya sampaikan, makanya mereka mau mengundang untuk rencana penertiban dan setelahnya, penataan kawasan serta penjagaan," ujar Anwar.
Preman Gunung Antang serang warga sekitar
Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata tajam diduga dari kawasan Gunung Antang menyerang warga di Jalan Kemuning, RT 05/01, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Ahad malam, 12 Juni 2022.
Akibat penyerangan itu, sejumlah warga mengalami lebam akibat pukulan benda tumpul dan dua lainnya luka terkena senjata tajam. Bahkan sejumlah rumah warga juga rusak akibat penyerangan itu. Warga juga menemukan benda diduga proyektil peluru dari salah satu warung yang dirusak saat penyerangan tersebut terjadi.
Preman yang berasal dari Gunung Antang melakukan penyerangan karena adiknya dikeroyok warga setempat akibat ketahuan mencuri kotak amal. Akibat pengeroyokan ini, pihak keluarga menyerang warga Jatinegara. Salah satu keluarga yang dituduh mencuri tersebut tidak terima sehingga melakukan penyerangan kepada salah satu kelompok di wilayah Kemuning.
Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur telah menangkap terduga pelaku penyerangan tersebut. Pelaku diringkus petugas di Tambun, Bekasi, pada Jumat, 17 Juni 2022 sekitar pukul 02.15 WIB. Sementara dua pelaku lain masih buron.
Preman Gunung Antang beli senjata api secara online
Pelaku yang dikenal sebagai preman di lokalisasi Gunung Antang diketahui menggunakan senjata api. Dia mengaku membeli senjata api itu secara daring, sehingga polisi turut berkoordinasi dengan marketplace yang menjual barang tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Endra Zulpan mengatakan, pelaku berinsial SRD itu membeli senjata api (senpi) secara daring di marketplace Shopee pada 2019. Senjata api ini dia beli dengan harga hanya Rp2 juta dengan peluru yang dijual secara terpisah.
"Maka kami koordinasi juga dengan pihak Shopee soal barang bukti senpi jenis Revolver," kata Zulpan dikutip dari keterangannya, Selasa, 21 Juni 2022.
Setelah membeli senjata api itu, preman di lokalisasi Gunung Antang ini merakit sendiri senjata apinya sehingga menjadi berjenis revolver. Dia membeli lagi peluru untuk senjata apinya secara daring berjumlah 8 butir.
"Senjata dirakit menjadi jenis revolver dengan biaya Rp 1 juta dan memesan amunisi peluru delapan butir dengan harga Rp 700 ribu," ucap Zulpan.
Selain SRD, masih ada dua orang pelaku lain yang terlibat dalam kasus pengeroyokan dan penyerangan terhadap warga di Jatinegara. Polisi kini masih memburu dua orang pelaku lainnya yang masih buron.